“Tiada hari tanpa musik”
Musik adalah salah satu bentuk seni yang melekat dalam kehidupan kita. Bahkan, tiada hari yang kita lewatkan tanpa musik. Meskipun tidak semua orang berjiwa musik, musik selalu ada menemani hari-hari baik secara disengaja maupun tidak disengaja.
Hal tersebut dapat terjadi karena keberadaan musik sangatlah dekat dalam kehidupan kita, baik disaat pergi ke tempat rekreasi atau tempat berbelanja, saat menonton televisi, radio, dan media elektronik lainnya, pasti terdapat musik yang diputarkan. Bahkan, kita sendiri dapat menghasilkan musik melalui suara yang kita senandungkan (bernyanyi).
Perlu diketahui bahwa keberadaan dan kemajuan musik di masa ini tidak serta merta hadir begitu saja. Hal tersebut melalui proses perkembangan yang panjang. Keberadaan musik diawali pada masa awal masehi dimana musik digunakan untuk kegiatan rohani seperti pemujaan kepada Tuhan.
Terdapat tokoh Paus Gregorius yang membawa pengaruh pada perkembangan musik vokal di Roma dan menghasilkan musik Gregorian yang ditulis dengan notasi balok yang masih sangat sederhana. Kemudian berlanjut pada masa pertengahan dimana notasi musik sudah berkembang dan dapat dibaca dengan solmisasi (do-re-mi-fa-sol-la-si-do) yang masih digunakan hingga saat ini.
Lalu pada masa renaissance, musik sudah mulai menjadi salah satu ilmu pengetahuan yang masuk ke dalam universitas. Musik-musik duniawi juga sudah mulai muncul dan mendapat perhatian dalam masyarakat. Dilanjutkan dengan masa Barok dimana musik sudah mulai diberikan nada-nada penghias seperti forte (keras), piano (lembut), dan lainnya.
Berlanjut pada masa klasik dimana musik memiliki kaidah-kaidah formalnya sendiri agar mencapai keseimbangan dan kesempurnaan, contohnya seperti pembatasan penggunaan nada-nada penghias, penggunaan crescendo dan decrescendo, dan lain-lain. Muncul bentuk musik sonata, simfoni, dan karya-karya lainnya.
Kemudian dilanjutkan pada masa romantik dimana musik dianggap lebih mengutamakan keakuan besar yang subjektif untuk memenuhi kepribadian individu yang tidak terbatas dan bebas. Perhatian musik ditekankan pada masalah dinamik. Pada masa ini, banyak komponis-komponis yang lahir, salah satunya yaitu Wilhelm Richard yang dinobatkan sebagai Bapak Opera.
Pada abad ke 18-19, musik masuk pada masa pra-modern dimana pembaharuan gaya musik banyak dilakukan. Hingga pada masuk pada masa modern yang berlangsung pada abad ke-20 hingga sekarang yang mana dapat kita saksikan sendiri, terdapat banyak kolaborasi dari bentuk-bentuk musik yang ada, seperti penggabungan musik tradisional dengan musik kontemporer. Bahkan juga media yang digunakan untuk mendengarkan musik juga sudah semakin maju sehingga para musisi tidak hanya berhenti pada penjualan album tetapi juga pada penjualan lagu mereka melalui platform-platform musik online yang ada.
Media untuk menciptakan karya musik juga semakin dimudahkan. Saat ini, untuk memproduksi musik tidak harus berjumpa secara fisik, tetapi dapat dilakukan di tempat yang berbeda-beda dengan alat-alat yang lebih sederhana (editing menggunakan laptop, merekam suara menggunakan gawai, dan sebagainya) (Senibudayaku, 2018).
Perkembangan musik hingga saat ini tentu tidak dapat dilepaskan dari media massa. Karena media massa juga mengambil peran dalam pendistribusian musik hingga saat ini. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, media massa cenderung mengangkat topik musik sesuai dengan perkembangan musik pada masanya.
Contohnya seperti artikel yang diterbitkan oleh majalah Tempo pada tahun 2003 dengan judul “Membangunkan Kartini Dengan Rock” dimana pada masa tersebut, musik aliran rock sedang banyak diminati oleh masyarakat, bahkan aliran musik ini juga dipadukan dengan hal-hal berbau sejarah. Hingga pada tahun 2012, musik rock masih banyak diminati di masyarakat dan pemberitaan tentang musik masih membawa unsur-unsur aliran rock.
Kemudian saat aliran musik kembali berkembang, media massa juga turut mengambil peran di dalamnya. Contohnya seperti dalam artikel Tempo pada tahun 2013 dengan judul “Menonton Musik Dari Ayunan Hammock” yang mana Hammock adalah salah satu band yang membawakan lagu dengan aliran musik Post rock. Hingga pada masa media dalam industri musik mengalami transisi, media massa juga mengambil peran dalam pemberitaannya.
Contohnya dalam artikel Kompas pada tahun 2016 yang berjudul “Industri Musik Redup oleh Digital” yang menjelaskan tentang kondisi saat itu dimana penjualan produk kaset, CD, dan DVD mengalami penurunan yang sangat drastis dikarenakan kemajuan teknologi digital yang mengubah gaya hidup masyarakat yang awalnya mengkonsumsi musik menggunakan media fisik (CD, DVD) berubah menjadi streaming dan hanya membutuhkan jaringan internet dan dapat didengarkan secara langsung. Hingga pada tahun 2020 hingga 2021, musik sudah banyak dikonsumsi tidak hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai sarana yang lain, seperti terapi untuk kesehatan mental dan sebagainya.
Perubahan sosial
Fenomena perkembangan musik baik secara teoritis maupun di dalam media dapat dianalisis menggunakan teori dalam perubahan sosial. “Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar individu, organisasi atau komunitas yang bertalian dengan struktur sosial atau pola nilai dan norma” (Goa, 2017).
Dalam hal ini, teori yang dirasa sesuai adalah teori evolusi yang mana dalam teori ini dijelaskan bahwa perubahan terjadi dari tingkat sederhana ke tingkat yang lebih kompleks. Melalui perubahan yang ada, kita dapat melihat adanya transformasi dalam masyarakat.
Perkembangan musik yang disajikan dalam media massa (dalam hal ini adalah koran dan majalah online) dapat dilihat dari kacamata kajian budaya dimana aliran musik berkembang dari masa rock atau punk, post rock, hingga aliran yang lebih trend di masa sekarang yaitu pop, jazz, indie, dan sebagainya, ditambah dengan media yang digunakan.
Awalnya berupa kaset, CD, DVD, hingga berubah menjadi streaming melalui internet. Hal tersebut sangat sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam teori evolusi bahwa perubahan terjadi dari tingkat sederhana hingga tingkat yang jauh lebih kompleks.
Daftar Pustaka
Goa, L. (2017). Perubahan Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat. Jurnal Kataketik dan Pastoral, 2(2), 54-63.
Kompas. (2020, 6 Mei). Terapi Musik, Salah Satu Pilihan untuk Menyehatkan Mental. Diakses dari https://lifestyle.kompas.com/read/2020/05/06/153730820/terapi-musik-salah-satu-pilihan-untuk-menyehatkan-mental?page=all
Musik dan Lifestyle [image] (n.d.). Diakses dari http://2.bp.blogspot.com/-s1dvQbZh3ZI/T5ZNZrPXebI/AAAAAAAAADg/C8M-i2X6fNM/s1600/musik-20111202105617-5949.jpg
Senibudayaku. (2018). Diakses pada 24 Maret 2021, dari https://www.senibudayaku.com/2018/11/sejarah-perkembangan-musik-dunia.html#
Sugihandari. (2016, 6 Januari). Industri Musik Redup oleh Digital. Kompas. Diakses dari https://money.kompas.com/read/2016/01/06/015503126/Industri.Musik.Redup.oleh.Digital?page=all
Suyono, S. J. (2003, 19 Oktober). Membangun Kartini Dengan ‘Rock’. Tempo. Diakses dari https://majalah.tempo.co/read/musik/90960/membangunkan-kartini-dengan-rock
Tempo. (2012, 9 Januari). Perayaan Rock Tohpati. Diakses dari https://majalah.tempo.co/read/seni/138664/tohpati-bertigaperayaan-rock-tohpati
Tempo. (2017, 15 Mei). Menonton Musik Dari Ayunan Hammock. Diakses dari https://majalah.tempo.co/read/musik/153151/menonton-musik-dari-ayunan-hammock
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H