"Aku sudah muak! Aku gak mau jadi perempuan lagi! AKU ITU LAKI!!" Suaranya keras, namun tidak terlalu.Â
"Kamu gak denger apa yang Papamu katakan? Jangan ngomong balik! Kamu itu gadis!"
"AKU BUKAN GADIS! AKU ITU COWOK, LAKI-LAKI, PAPA DAN MAMA GAK BISA NGERTI KAH?" Suaranya makin keras.
Pertengkaran tersebut berlanjut, tak ada hentinya. Sampai-sampainya, anak itu dikeluarkan oleh orang tuanya, tanpa merasa kasihan ataupun bersalah.
Anaknya, Christia tersebut, tidak mempunyai siapa-siapa  sekarang. Ia juga  tak punya teman karena mereka semua mengejeknya dari cara berpakaian dia. Karena itu, Christia tidak mempunyai pilihan lain kecuali tinggal di pinggiran jalan.Â
Mungkin saja ini takdir? Seorang ilmuwan melihat seorang anak lelaki berbaring di pinggiran jalanan memakai baju yang hampir tidak layak dipakai untuk jenis kelamin tersebut. Rambutnya sudah berantakan dan kotor, seperti bajunya. Ilmuwan tersebut merasa kasihan padanya dan memberi anak itu uang.
Tanpa sepengetahuan ilmuwan tersebut, anak itu bangun dari jalanannya dan berterima kasih pada orang itu.Â
"Nak, orang tuamu dimana?" Tanyanya.
"Aku diusir, Pak. Mereka juga gak kasih aku uang."Â
"Apakah engkau mau uang yang lebih banyak dari pada yang tadi Bapak kasih?"
"Boleh, Pak."