Masyarakat harus belajar untuk melihat nilai seseorang bukan hanya dari penampilannya, tetapi juga dari karakter, kepribadian, dan prestasinya. Pendidikan dan pengajaran yang mempromosikan keragaman dan inklusi juga dapat membantu mengurangi dampak negatif dari beauty privilege.
Untuk mengatasi ketimpangan sosial yang diakibatkan oleh beauty privilege, perlu adanya kesadaran dan perubahan dalam masyarakat. Masyarakat harus lebih menghargai keberagaman dalam penampilan fisik dan mengakui bahwa kecantikan sejati tidak hanya terletak pada penampilan luar saja.
Standar kecantikan yang realistis dan inklusif perlu ditekankan, sehingga setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan.
Beauty privilege dapat menyebabkan ketimpangan sosial yang signifikan dalam masyarakat. Hal ini memberikan keuntungan sosial dan ekonomi kepada individu yang dianggap menarik secara fisik, sementara individu yang dianggap kurang menarik seringkali menghadapi diskriminasi dan perlakuan tidak adil.
Untuk mengatasi ketimpangan ini, perlu adanya kesadaran dan perubahan dalam masyarakat agar keberagaman dalam penampilan fisik dihargai dan setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.
Beauty privilege merupakan fenomena yang nyata dalam kehidupan masyarakat kita. Namun, kita perlu menyadari bahwa kecantikan sejati tidak hanya terletak pada penampilan fisik, tetapi juga pada keunikan dan kecantikan yang ada dalam diri setiap individu.
Melalui kesadaran dan pendidikan, kita dapat mengurangi dampak negatif dari beauty privilege dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H