Mohon tunggu...
Laila Musfidatul Ikromah
Laila Musfidatul Ikromah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030065 UIN Sunan Kalijaga

Suka jalan-jalan, hunting foto✨

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Langkah Tertinggal: Menguak Pudarnya Budaya Jalan Kaki di Indonesia

21 Mei 2024   19:57 Diperbarui: 21 Mei 2024   20:04 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan yang tidak memiliki trotoar yang aman atau lintasan pejalan kaki yang terpisah dari kendaraan bermotor dapat membahayakan keselamatan pejalan kaki.

5. Identitas Budaya: Budaya jalan kaki merupakan bagian dari identitas budaya Indonesia. Pudarnya budaya ini dapat menghilangkan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal yang terkait dengan jalan kaki. 

Hal ini dapat mengurangi keberagaman budaya dan keunikan Indonesia sebagai negara dengan tradisi jalan kaki yang kaya.

Untuk mengatasi dampak negatif dari pudarnya budaya jalan kaki, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat jalan kaki, memperbaiki infrastruktur pejalan kaki, dan mendorong kebijakan yang mendukung pengembalian budaya jalan kaki sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari.

 sumber gambar: m.harianjogja.com
 sumber gambar: m.harianjogja.com
Pudarnya tradisi jalan kaki di Indonesia merupakan fenomena yang perlu diperhatikan. Perubahan gaya hidup, infrastruktur yang tidak ramah pejalan kaki, dan pengaruh budaya Barat adalah beberapa faktor yang menyebabkan tradisi ini semakin tergeser.

Dampak dari pudarnya tradisi jalan kaki meliputi masalah kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk mempromosikan kembali tradisi jalan kaki dan menciptakan lingkungan yang lebih ramah pejalan kaki, sehingga masyarakat dapat kembali mengadopsi gaya hidup yang lebih aktif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun