Namun untuk tahun 2024 ini, perayaan Hari Raya Idul fitri antara NU dengan Muhammadiyah yang biasanya mengalami perbedaan hari perayaan, serentak kompak merayakan hari kemenangan ini pada tanggal 10 April 2024.
Tidak ada perdebatan serta kebingungan dalam pengucapan ucapan 'Selamat Hari Raya' kepada teman maupun sanak saudara.
Sebenarnya, banyak penganut keyakinan Islam lain di Indonesia. Bukan hanya NU dan Muhammadiyah yang mengalami perbedaan penanggalan, namun terdapat beberapa aliran/ajaran yang memiliki penentuan serta penanggalan awal Puasa maupun hari Raya Idul Fitri tersendiri.
Saat masih menggelar nama Nusantara hingga kini menjadi nama 'Indonesia', menyimpan banyak sekali keragaman suku dan budaya yang mungkin belum kita ketahui semua. Agama yang dianut pun beragam macamnya bagi setiap warga serta masyarakatnya.
Banyak aliran serta kepercayaan yang mereka anut sesuai dengan isi hati nurani mereka, terutama ajaran agama Islam yang dimana merupakan penganut terbanyak (mayoritas) di Tanah Air Nusantara ini.
Terdapat salah satu penganut agama Islam yang memiliki penanggalan kalender Hijriyahnya tersendiri.
Bagaimana sih sebenarnya penanggalan menurut mereka yang mungkin belum kita ketahui?
Layaknya penganut Islam pada umumnya, masyarakat yang memeluk aliran ini juga menjalankan syariat Islam, seperti shalat 5 waktu atau yang biasa mereka sebut dengan 'Panembahan', puasa Ramadhan, serta ajaran syariat Islam pada umunya.
Namun, dalam pelaksanaan ritual Islam-nya seringkali menyertakan berbagai praktik ritus yang bersumber dari tradisi lokal yang kemungkinan sudah turun temurun dari jaman nenek moyang mereka.
Melansir dari beberapa studi, orang yang mengikuti serta menganut ajaran ini bukanlah sebuah kepercayaan. Penganutnya tetap memeluk agama Islam. Hanya saja mereka memiliki sistem penanggalan yang berbeda yaitu menggunakan Pakem Jawa.