Mohon tunggu...
Fida Afra’ Effendi
Fida Afra’ Effendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Antropologi Budaya Universitas Gadjah Mada

Mahasiswa Yogyakarta yang suka matcha dan tidak suka gudeg

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Membangun Toleransi Multikultural Generasi Z melalui Literasi Digital

3 Juli 2024   18:27 Diperbarui: 5 Juli 2024   13:20 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pentingnya Literasi Digital bagi Para Digital Natives 

Era digital membawa implikasi besar bagi sektor pendidikan multikultural, dengan ruang kelas tradisional yang semakin tergeser oleh interaksi lintas budaya di ruang internet. 

Terutama setelah pandemi Covid-19 pada tahun 2020 yang mempercepat adaptasi siswa secara global terhadap pembelajaran daring, mengakibatkan siswa menghabiskan lebih banyak waktu dalam aktivitas online.

Ancaman yang tidak terlihat dari internet adalah kehadiran algoritma. Algoritma berfungsi sebagai sistem mekanisme yang memberikan rekomendasi konten kepada pengguna berdasarkan perilaku pribadi mereka. 

Sistem ini cenderung memisahkan pengguna ke dalam "gelembung" informasi yang memperkuat sudut pandang yang sudah ada dan membatasi eksposur mereka terhadap sudut pandang yang berbeda.

Algoritma juga dapat memperkuat stereotip dan bias budaya yang ada di platform digital. Dalam konteks apropriasi budaya, algoritma bisa memengaruhi bagaimana budaya-budaya minoritas direpresentasikan dalam media digital. 

Jika algoritma tidak dirancang dengan baik, hal ini dapat mengakibatkan penggunaan yang tidak etis terhadap budaya lain, tanpa mempertimbangkan keaslian dan konteks budaya yang sebenarnya.

Masalah yang lebih dalam adalah bahwa algoritma sering kali merupakan "kotak hitam", di mana pengguna tidak memiliki transparansi atau pemahaman yang jelas tentang bagaimana keputusan diambil atau konten disajikan (Habibah, Kartika, & Rizqi, 2023). 

Ketidakjelasan ini meningkatkan risiko manipulasi informasi atau penyalahgunaan yang dapat memperburuk polarisasi dan konflik sosial dalam masyarakat yang memiliki keberagaman budaya seperti Indonesia.

Oleh karena itu dalam paparan budaya dunia yang beragam, para digital natives ini memerlukan pendidikan multikultural yang berbasis digital. 

Ini tidak hanya mencakup pemahaman tentang keberagaman budaya dan penghargaan terhadap perbedaan, tetapi juga kemampuan untuk menghadapi dan menilai informasi yang mereka konsumsi secara kritis atau yang lebih sering disebut sebagai literasi digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun