Mohon tunggu...
Fida Afra’ Effendi
Fida Afra’ Effendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Antropologi Budaya Universitas Gadjah Mada

Mahasiswa Yogyakarta yang suka matcha dan tidak suka gudeg

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Membangun Toleransi Multikultural Generasi Z melalui Literasi Digital

3 Juli 2024   18:27 Diperbarui: 5 Juli 2024   13:20 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penggunaan teknologi. Sumber: John Schnobrich di Unsplash 

Mereka melihat bahwa batasan antara kehidupan "digital" dan "nyata" sangat kabur. Bagi generasi ini, kedua pengalaman tersebut tidak terpisah, melainkan saling terhubung dan berinteraksi dalam semua aspek kehidupan.

Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini memiliki banyak pengaruh pada paradigma Generasi Z. Paradigma yang biasanya hanya didapatkan di bangku sekolah, kini didapatkan juga dari pengalaman interaktif dengan teknologi di sekitar mereka. 

Gen Z mendapatkan paparan berbagai informasi, berkomunikasi, dan berinteraksi lintas budaya dengan lebih intens.

Indonesia merupakan negara multikultural dengan lebih dari 300 suku, 200 bahasa daerah, dan berbagai aspirasi kultural yang beragam. 

Hal ini mendorong perlunya sikap toleransi dalam interaksi sosial, sebagaimana nilai-nilai pendidikan multikultural yang menekankan pentingnya menghormati perbedaan budaya, bahasa, suku, dan agama.

Generasi ini memiliki keragaman ras dan etnis yang paling tinggi, sehingga sulit untuk membuat generalisasi yang dapat diterapkan secara umum (Rue, 2018). 

Keragaman etnis terpampang bebas di internet memberikan peluang sekaligus tantangan dalam multikulturalisme. Gen Z juga menghadapi berbagai disrupsi informasi dari internet yang membuat mereka rentan terhadap misinformasi dan stereotip negatif

Tantangan besar bagi multikulturalisme di era teknologi adalah apropriasi budaya dan penafsiran yang beragam. 

Teknologi memudahkan akses, berbagi, dan peniruan elemen budaya dari kelompok lain, menimbulkan kekhawatiran tentang penghargaan terhadap asal-usul dan konteks budaya, serta potensi penggunaan yang tidak etis. Hal ini yang membuat pendidikan multikultural yang intensif bagi Gen Z penting (Habibah, Kartika & Rizqi, 2023).

Pendidikan multikultural adalah proses pembangunan kapasitas manusia yang menghargai keragaman dan perbedaan dalam masyarakat, yang berasal dari prinsip pluralisme budaya dan kesetaraan dalam sistem pendidikan. 

Pendidikan ini mengajarkan pentingnya menerima dan mengelola perbedaan dengan memperlakukan semua individu secara adil, tanpa memandang perbedaan sikap atau perilaku mereka (Kusumaningrum et al, 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun