Dengan mengadakan makrab, kita bisa melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan secara individu harus dilakukan secara bersama-sama, seperti makan,tidur,dan lain lain. Disini sikap rela berbagi sangat diuji, dan dalam hal ini kita juga bisa mengetahui sebesar apa rasa solidaritas yang dimiliki setiap anggota dalam organisasi tersebut.
Baca juga : Budaya Organisasi Salah Satu Sumber Keunggulan Bersaing Perusahaan di Tengah Lingkungan yang Selalu Berubah
Selain itu bisa juga dilakukan teknik non verbal saat sedang melakukan interaksi antar anggota, dengan cara melihat tingkah laku, yakni melalui senyuman, cara duduk, anggukan kepala, gerak-gerik lengan, mimik, kontak mata, dan lain lain.
Setelah informasi terkumpul, data-data diatas dapat digunakan sebagai bukti untuk mendiagnosis dan menilai kepribadian para anggota dalam organisasi tersebut. Sehingga ketua organisasi sebagai pemimpin dapat dengan mudah menentukan tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengembangkan organisasinya tanpa merugikan anggota-anggotanya.
Contohnya dalam menempatkan anggota di suatu peran. Karena peran dalam organisasi haruslah sesuai dengan kepribadian dan minat bakat seorang anggota agar peran dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Contoh yang lain yakni anggota dalam organisasi akan saling mengerti satu sama lain, sehingga anggota yang belun menemukan kenyamanan dan masih bersikap acuh tak acuh akan berangsur berubah karena ia telah merasa dipahami dan ia pun juga memahami apa yang harus ia lakukan dengan anggota yang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H