Mohon tunggu...
Fida Dinar Fauziyah
Fida Dinar Fauziyah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

I'm Still Learning😊

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Kegiatan Makrab dalam Organisasi

18 Maret 2019   14:04 Diperbarui: 4 Juli 2021   04:15 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya Kegiatan Makrab dalam Organisasi (Dokpri)

Anda tentu saja pernah menjadi bagian dari suatu organisasi,kelompok,atau komunitas. Pernahkah anda merasa acuh tak acuh saat awal anda masuk organisasi atau kelompok maupun komunitas tersebut? 

Sebagian dari anda mungkin ada yang merasakannya dan sebagian lagi mungkin tidak, tergantung bagaimana kepribadian anda. Bagi anda yang pernah merasakannya, tidak perlu khawatir, hal tersebut merupakan hal yang wajar dan bukan dialami oleh anda seorang diri.

Dalam hal ini, seorang ketua atau pemimpin atau pejabat organisasi harus bisa merangkul seluruh anggota dalam organisasinya yang masih merasa seperti ini. Karena hal yang sering dianggap remeh ini bisa saja menimbulkan dampak yang besar bagi organisasi tersebut. Namun tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi hal ini pun tidak boleh sembarangan. 

Baca juga : Karakteristik Budaya Organisasi: Pengertian dan Contoh

Kita tidak boleh menilai seseorang hanya dari sekali atau dua kali pandang. Karena hal yang kita lihat belum tentu sama dengan apa yang dirasakan seseorang. Maka harus dilakukan analisis khusus untuk mengumpulkan alasan alasan sebagai bukti mengapa anggota tersebut masih bersikap acuh tak acuh dalam organisasi.

Metode analisis khusus yang dilakukan bisa saja berupa tes dan juga non tes. Namun dalam lingkup organisasi,  metode tes jarang sekali digunakan, dan yang lebih sering digunakan yaitu metode non tes, seperti halnya Makrab. Makrab atau singkatan dari Masa Keakraban adalah suatu kegiatan yang dilakukan sebuah organisasi yang bertujuan untuk mengakrabkan dan lebih mengenal antar anggota dalam organisasi. 

Dalam kegiatan ini biasanya diisi dengan kegiatan-kegiatan yang mendukung bagaimana caranya agar anggota-anggota dalam organisasi bisa lebih dekat dan lebih akrab khususnya anggota baru. Kegiatan yang biasa dilakukan yakni permainan berkelompok, sharing pendapat, makan bersama sampai tidur bersama sama dalam satu tempat.

Baca juga : Strategi Pengembangan Organisasi

Kegiatan-kegiatan diatas juga bertujuan untuk mengenal dan mencoba mengerti kepribadian dari masing masing anggota. Kita bisa memanfaatkan permainan berkelompok untuk menguji kemampuan leadership setiap anggota. Selain itu permainan berkelompok juga bisa digunakan untuk menguji seberapa besar kemampuan anggota dalam bekerja sama. 

Setelah itu cara yang bisa dilakukan yakni sharing pendapat atau berbagi pendapat. Hal ini bisa dilakukan dengan bentuk semacam introgasi. Kita bisa menggali informasi seseorang sebanyak banyaknya melalui interaksi berbicara. 

Mulai dengan identitas sampai minat dan bakat. Ngobrol yang enak juga membutuhkan tempat yang enak dan nyaman, itulah alasan mengapa makrab lebih baik dilakukan ditempat tempat alam yang nyaman seperti berkemah di pantai,air terjun,dan sebagainya.

Dengan mengadakan makrab, kita bisa melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan secara individu harus dilakukan secara bersama-sama, seperti makan,tidur,dan lain lain. Disini sikap rela berbagi sangat diuji, dan dalam hal ini kita juga bisa mengetahui sebesar apa rasa solidaritas yang dimiliki setiap anggota dalam organisasi tersebut. 

Baca juga : Budaya Organisasi Salah Satu Sumber Keunggulan Bersaing Perusahaan di Tengah Lingkungan yang Selalu Berubah

Selain itu bisa juga dilakukan teknik non verbal saat sedang melakukan interaksi antar anggota, dengan cara melihat tingkah laku, yakni melalui senyuman, cara duduk, anggukan kepala, gerak-gerik lengan, mimik, kontak mata, dan lain lain.

Setelah informasi terkumpul, data-data diatas dapat digunakan sebagai bukti untuk mendiagnosis dan menilai kepribadian para anggota dalam organisasi tersebut. Sehingga ketua organisasi sebagai pemimpin dapat dengan mudah menentukan tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengembangkan organisasinya tanpa merugikan anggota-anggotanya. 

Contohnya dalam menempatkan anggota di suatu peran. Karena peran dalam organisasi haruslah sesuai dengan kepribadian dan minat bakat seorang anggota agar peran dapat dilaksanakan dengan maksimal. 

Contoh yang lain yakni anggota dalam organisasi akan saling mengerti satu sama lain, sehingga anggota yang belun menemukan kenyamanan dan masih bersikap acuh tak acuh akan berangsur berubah karena ia telah merasa dipahami dan ia pun juga memahami apa yang harus ia lakukan dengan anggota yang lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun