Mohon tunggu...
Adik Wibowo
Adik Wibowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Beyond Blogging

Salam! Saya Adik Wibowo, berlabuh di pelabuhan terakhir yaitu Home Sweet Home sambil belajar berliterasi, ngomong di depan kelas untuk trainee perhotelan kapal pesiar dan english MedWist, sarasehan di pendopo bersama komunitas seni budaya. Mengembara selama belasan tahun menjelajah dunia terfasilitasi lantaran menjadi kru kapal pesiar bidang perhotelan. Adalah sangat tidak fair apabila kenangan, pengalaman itu hilang tertelan masa begitu saja. Di sini ingin hati berbagi literasi agar tetap menginspirasi atau menambah perspektif terhadap perjalanan, pengalaman maupun sudut pandang. Terimakasih kepada semua yang telah membaca setiap teks - semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Alas Ndonoloyo dan Tutur Putra Bengawan Solo

19 Januari 2024   09:28 Diperbarui: 19 Januari 2024   09:51 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Olah begitu ya Pak Adik?". Manggut-manggut dalam keremangan bangsal pak Larso bergumam. 

Obrolan makin malam makin berasa nikmat dan khidmat. Mas Ladrang yang mempunyai banyak bahan berupa perangai siswa didiknya menyampaikan bahwa pendidikan sekarang ini betul-betul perlu kekuatan atittude sebelum merdeka berfikir. Kebebasan berfikir kebebasan belajar jika tak kuat dengan atittude dapat menjadikan tidak pasnya sikap. 

"Kurangnya adeg-adeg". Begitulah pak Larso menimpali. Adeg-adeg adalah pendirian untuk mendapati dirinya pada tingkat kesadaran diri. Sekarang serba instan. Kearifan lokal ditinggal karena diasumsikan kuno. Tutur bijak pendahulu dianggap kurang peka jaman. Tidak gaul. 

Beberapa pendatang berplat AE, B mulai berdatangan menjelang tengah malam. Gemercik air hujan masih menjadi kawan sejati. Membasahi daun jati yang sesekali terdengar dentuman bass dari sudut jauh salah satu penjuru. Seperti sound system orang punya hajat. 

Kumenimpali geguritan pak Ratman dengan susunan puisi ala kadarnya malam itu. 

....

Akar jati Eyang Donosari
Menghujam dalam menyentuh qolbu
Sahabatku kidang kepalang wengi
Bersila khidmat bersamaku

Aroma bhukur menyentuh penciuman
Mengisi relung wening palereman
Literasi thek sek membahas fenomena
Mengurai pendidikan tata krama

Kidang wilar melompati wuwung
Mentadaburi akar jati donosari
Diskusi kami di belantara malam
Mengais sedikit sejarah silam

Hujamkanlah diri dalam jati ketidakterkenalan
Tinggikanlah derajat meski tatal jati tak berarti

Kidang wilar, kidang kepalang wengi
Merangkai geguritan menyusun puisi
Gerimis hujan hutan ndonoloyo
Menerawang angan masjid Walisongo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun