Mohon tunggu...
Ficko Gafid Permana
Ficko Gafid Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - 23107030091 Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Pemuda yang memiliki sifat ilmu padi dan selalu menyala dalam menjalani kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kubu-Kubuan di Timnas Indonesia, Coach Nova Beri Penjelasan

21 Februari 2024   23:49 Diperbarui: 22 Februari 2024   13:26 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena solusi inilah tim mulai berubah. Dan akhirnya para pemain mau nggak mau ya harus ngobrol satu sama lain.

"Akhirnya mereka akan sharing karena mau nggak mau dipaksa, makan ya udah ngobrol aja. Tapi kalo nggak ya, tetap mereka akan ngumpul sih. Itu yang kita coba buat agar pemain naturalisasi dengan pemain asli Indonesia bisa menjadi satu. Dan bisa fokus selama piala Asia karena sebelum itu juga saya mengumpulkan mereka, saya panggil si Klok, saya panggil si Jordy, Asnawi, Dendy, pemain pemain senior." Ungkap coach Nova lagi.

Coach Nova juga menanyakan kepada mereka apa yang bisa kita lakukan untuk tim ini agar bisa menjadi satu.

"Karena kalau dari mereka bicara sebenarnya ga ada masalah. Kita dengan pemain ini juga ga ada masalah dan menurut kami pun ga ada masalah. Tapi untuk jadi satu chemistry kan bukan hanya ngomong oh saya cocok kok sama mas Divo, saya cocok kok sama mas Domy, bukan itu. Tapi chemistry adalah itu adalah oh tau Asnawi itu sukanya apa sih, Jordy itu sukanya bola apa itu yang menjadi konsen, karena saya pernah tes." Kata coach Nova.

Hal unik juga pernah terjadi kalau Shayne Pattynama mengira coach Nova orang Korea. Dan Justin Hubner juga pernah ditanya oleh coach Nova nama salah satu pemain lokal (Syahrul Trisna) dan ternyata Justin tidak mengetahuinya.

Coach Nova lalu mengatakan, bagaimana dia bisa menjadikan chemistry menjadi satu kalo dia tidak tahu masing masing nama pemainnya. Akhirnya saya pikir. Apanih, apa yang harus kita buat untuk agar tim ini menjadi satu. Akhirnya kita dari coaching staff, udah deh coba paksa pake nama di meja makan. Otomatis satu meja kan kita karena enggak panjang kita pakai bulat satu bulatin isinya enam orang, nah enam pemain jadi 3 pemain abroad 3 pemain Indonesia, dijadiin satu biar mereka bisa komunikasi. Jadi itu yang kita coba, kita coba biar komunikasi mereka bisa lebih lancar dan bersyukurnya mereka bisa lebih menyatu lagi sih sekarang.

Semoga artikel ini mendapat predikat artikel utama, hehe.

Siapa sih yang tidak mau artikelnya mendapat predikat artikel utama di Kompasiana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun