Mohon tunggu...
Abdul Fickar Hadjar
Abdul Fickar Hadjar Mohon Tunggu... Dosen - Konsultan, Dosen, pengamat hukum & public speaker

Penggemar sastra & filsafat. Pengamat hukum

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Istanbul, Sejarah Kota Bersejarah

17 Januari 2017   23:37 Diperbarui: 18 Januari 2017   00:54 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak tempat wisata bersejarah, tapi ga sempat seluruhnya terkunjungi, salah satu factornya  selain suhu udara yang rendah (4 derajat Celsius) juga turun hujan dan salju. Saya agak menyesal ga sempat mengunjungi Meseum Mevlana Jalaluddin Rumi di Konya.  Nama lengkapnya Maulana/ Mevlana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri adalah sang pujangga sufi dari tanah Persia. Selain penyair dia juga tokoh sufi yang berpengaruh di zamannya. Lahir pada 30 September 1207 Masehi di Balkh sebuah kota kecil di kota Khurasan, Afghanistan dan meninggal pada 17 Desember 1273 Masehi di Konya ,Turki.

Kata para ahli, sejarah adalah politik masa lalu, karena itu tidak heran  jika  sejarah seringkali subjektif dan wajar saja  karena kebanyakan diukir oleh  sejarawan  yang hidup pada zaman kekuasaan tertentu.  Namun subjektivitas itu terobjektivikasi oleh legasy  bangunan-bangunan dan artepak nya, sehingga ia menjadi sejarah  perkembangan peradaban manusia yang objektif.  Anda boleh setuju atau tidak dengan analisis pengantar  saya, he..he… he… emang geu pikirin, wong lagi jalan-jalan kok !

Ketika memasuki kota Istambul  dinginnya minta ampiuun 4* celcius, ya menurut pemandu wisata (sheena) karena  Desember s/d Maret ini Turkey musim dingin (Maret sd Mei Semi  suhu 20*an,  Juni sd September musim panas suhu sd 45*an dan Oktober  sd Nopember musim gugur). Ektreem memang banyangin musim dingin, dingin sekali dan kalau musim panas, panas sekali sd 45*, gile ye.  Karna Istanbul  kota yang berdiri diatas dua benua alias lintas benua di Eurasia, ia membentang melintasi Selat Bosporus di antara Laut Marmara dan Laut Hitam. Ada tiga jembatan yang menghubungkan kota Istanbul, yaitu jembatan Bosporus (nama selat), jembatan  Muhammad El Fatih (nama sang penakluk Konstinopel) dan Jembatan Mustafa Kemal Atturk (nama Pendiri dan Presiden pertama Turkey).  

Turkey terletak di dua benua, Asia dan Eropah, meski wilayahnya lebih besar ada di Asia (95%) dan hanya 5 % yang berada di Wilayah Eropah. Sejak 20 tahun lalu berjuang untuk masuk ke komunitas eropah (Uni Eroupa/UE) tapi  gagal terus, karena tidak mau merubah/menyesuaikan beberapa peraturan perundang-undangannya, sampai akhirnya memutuskan untuk tidak jadi masuk UE (apalagi setelah Brexit, Inggris juga keluar dari UE). Kalau lihat di “map”nya pesawat (Qatar Airways) jarak antara Istanbul (Turkey) dengan Athena atau Berlin, nampak begitu dekat banget, saya pikir naik bajaj pun sampailah, tapi ternyata sangat jauh, karena Turkey memang berbatasan dengan Yunani dan Bulgaria sebelah baratnya dan dengan German.

Istanbul   yang secara historis juga dikenal sebagai Konstantinopel dan Bizantium, merupakan Kerajaan Romawi Timur  yang ditaklukan oleh Muhammad Al Fatih (Sultan Mahmet II sultan Turki Usmani /penakluk).  Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk (Presiden pertama Negara Turki) menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya. Istanbul merupakan kota terpadat di Turki (+/-20 jt penduduk) dan terpadat ke 4 di dunia. Istanbul juga menjadi pusat perekonomian, budaya, dan sejarah negara Turkey.  Hampir seluruh merek mobil (eropa) ada di sini termasuk merek-merek Asia  buatan Jepang, Korea dll, karena itu banyak orang datang untuk bekerja di kota ini, dan  macetnya pun minta amphiun (hampir mirip Jakarta, bedanya ga ada sepeda motor).

Posisi Istanbul  yang penuh dengan nuansa sejarah, jaringan-jaringan kereta dan jalan-jalan menuju Eropa dan Timur Tengah, dan satu-satunya jalur laut antara Laut Hitam dan Mediterania, telah menghasilkan suatu populasi kosmopolitan meskipun agak berkurang sejak didirikannya Republik Turki pada tahun 1923. Setelah sekian lama terabaikan karena ibu kota baru Turki pindah ke Angkara, kota ini memperoleh kembali posisi pentingnya. Populasi kota bertambah sepuluh kali lipat sejak tahun 1950-an setelah para migran dari seluruh Anatolia pindah ke kota ini dan batas-batas kota diperluas demi menampung penduduk yg berdatangan. Berbagai festival budaya, film, musik, dan seni diadakan pada akhir abad ke-20 dan tetap diselenggarakan oleh kota ini sampai sekarang, sementara perbaikan infrastruktur telah menghasilkan suatu jaringan transportasi yang kompleks.

Lima tahun pasca  penetapannya sebagai suatu Ibukota Kebudayaan Eropa,  menjadikan kota ini sebagai tujuan wisata paling populer kelima di dunia. Tercatat  Sekitar 12,56 juta turis asing berkunjung ke Istanbul pada tahun 2015.    Atraksi utama kota ini adalah pusat sejarahnya, yang sebagian di antaranya terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO; pusat hiburan dan budayanya berada di sepanjang pelabuhan alami kota ini, yaitu Tanduk Emas, di Distrik Beyoğlu. Dipandang sebagai suatu kota global. Istanbul memiliki salah satu perekonomian metropolitan dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Kota ini menjadi tempat berdirinya kantor pusat dari banyak perusahaan dan media massa Turki serta menyumbang lebih dari seperempat produk domestik bruto negara tersebut.

Ada banyak tempat wisata bersejarah, tapi ga sempat seluruhnya terkunjungi, salah satu factornya  selain suhu udara yang rendah (4 derajat Celsius) juga turun hujan dan salju. Saya agak menyesal ga sempat mengunjungi Meseum Mevlana Jalaluddin Rumi di Konya.  Nama lengkapnya Maulana/ Mevlana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri adalah sang pujangga sufi dari tanah Persia. Selain penyair dia juga tokoh sufi yang berpengaruh di zamannya. Lahir pada 30 September 1207 Masehi di Balkh sebuah kota kecil di kota Khurasan, Afghanistan dan meninggal pada 17 Desember 1273 Masehi di Konya ,Turki.

Beberapa tempat wisata yang kami kunjungi, diantaranya :

GALATA BRIDGE

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Galata Bridge adalah salah satu dari beberapa jembatan di Teluk Golden Horn Istambul Turki yang menghubungkan kota lama dan baru dari Istambul bagian Eropah. Dilantai bawah jembatan galata ini dipenuhi deretan restaurant, he…he… kami makan sambil menikmati pemandangan teluk  dengan pelayaran kapal-kapal nya…….

AYA SOPHIA (HAGIA SOPHIA)

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Hagia Sophia adalah bangunan indah bekas gereja dan juga masjid yang sekarang menjadi meseum. Hagia Sophia dibangun pada tahun 532-537 oleh Kaisar Bizantin, Justinian, Gereja orthodox yang diubah menjadi masjid saat kota konstantinopel jatuh ke tangan kekhalifahan Ostmnaniah dibawah pemerintahan Sultan Mahmed II alias Muhammad El Fatih.

MASJID BIRU (BLUE MOSQUE)

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Sultan Ahmet Camii atau Mesjid Sultan Ahmet adalah masjid indah bersejarah yang dikenal juga sebagai masjid biru (Blue Mosque) dibangun pada tahun 1616 (sultan Ahmet I). Disebut masjid biru karena dinding interiornya dihiasi 20.000 keping keramik biru.

TOKAPI  PALACE

Kompleks istana bekas kekhalifahan Ostmaniah, dibangun pada 1459 M pada zaman Sultan Mahmet II (Muhammad El Fatih)

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
ULUDAG (Gunung Bersalju) di BURSA Turki

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dari perspektif politik, Turki  tidak terlalu jauh berbeda dengan Indonesia kita, meski punya pengalaman jauh lebih tua sebagai Negara, tetapi soal kelompok-kelompok ekstreem hampir serupa. Peristiwa terror Sarinah umpamanya, juga terjadi di Turki menjelang tahun baru 2017 lalu,   penembakan di salah satu kelab malam Reina yang menewaskan 39 orang, yang kemudian pelakunya tertangkap dan ternyata simpatisan ISIS. Demikian juga percobaan kudeta yang terjadi pada saat beberapa waktu lalu yang justru dilawan oleh masyarakat. Pengelolaan manajemen parawisata yang bagus, peristiwa peristiwa itu tidak menyurutkan kunjungan wisatawan ke Istanbul. Anda  mau mencoba, pokoknya asyik deh, berwisata di Istanbul terasa kita sedang membuka dan membaca lembaran-lembaran buku sejarah dunia. (Madinah, 03012017)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun