Pendidikan agama yang bersifat inklusif, mencakup tidak hanya pengajaran nilai-nilai khusus dari suatu agama, melainkan juga fokus pada penanaman nilai-nilai toleransi yang luas, saling menghargai antarindividu, serta pemahaman yang mendalam terhadap keragaman yang ada di dalam masyarakat. Dengan pendekatan yang holistik ini, pendidikan agama memiliki potensi besar untuk menjadi fondasi yang mendukung proses integrasi yang berkelanjutan dalam suatu komunitas, memungkinkan terbentuknya masyarakat yang lebih terbuka, inklusif, dan harmonis di tengah keberagaman yang semakin kompleks.
Kesimpulan
Agama dapat menjadi kekuatan yang positif atau negatif dalam upaya integrasi pengungsi Rohingya di Indonesia. Untuk memaksimalkan potensi positif agama, perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang krisis pengungsi Rohingya, serta peran penting yang dapat dimainkan oleh agama dalam mendukung proses integrasi.
Berikut adalah beberapa rekomendasi untuk mengatasi problem agama dalam integrasi pengungsi Rohingya di Indonesia:
- Media massa perlu lebih objektif dan seimbang dalam menyajikan informasi tentang pengungsi Rohingya.
- Pemerintah dan lembaga terkait perlu meningkatkan upaya edukasi masyarakat tentang krisis pengungsi Rohingya.
- Pemimpin agama perlu berperan aktif dalam mempromosikan dialog antaragama dan pemahaman terhadap keberagaman.
- Lembaga keagamaan perlu meningkatkan kegiatan sosial dan kemanusiaan untuk membangun hubungan yang lebih baik antara masyarakat lokal dan pengungsi Rohingya.
- Pendidikan agama perlu diajarkan secara inklusif, menekankan nilai-nilai toleransi, saling menghargai, dan pemahaman terhadap keberagaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H