Mohon tunggu...
Z Amrullah
Z Amrullah Mohon Tunggu... profesional -

Lives & Works in Singapore, Graduated from Department of Architecture Gadjah Mada University Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebelum Berangkat

28 Mei 2013   16:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:53 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Razak baru saja meminum obat penenang detak jantungnya, ketika tiba tiba Ia mendengar suara mesin mobil di garasi dimatikan

Ia mematikan acara berita tengah malam di tv dan memutuskan tetap duduk di sofa menunggu istrinya datang menghampiri

Ia mengambil telepon seluler nya dan melihat lihat pesan di grup chat

Ketiga anaknya mengirim foto liburan mereka bersama nenek dan sepupu mereka hari ini

Terlintas desiran nafsu di kepalanya mengingat mereka hanya akan berdua malam ini

Ia mengirim pesan singkat ke istrinya

[r u ready fr a coach scene? m on e spot now]

Ia menyadari setelah sekian lama tak terdengar suara pintu belakang garasi dibuka, tak juga istrinya datang menghampiri

Ia menuju ke garasi, tak ada sesiapa di sana, tak ada sesiapa di mobil, tapi kap mobil masih hangat tanda mesinnya baru saja dimatikan

Ia mencoba menelepon istrinya tatkala tiba tiba terdengar suara tv menyala

Razak berjalan ke ruang keluarga, tv terlihat baru saja dimatikan

Aneh

Ia menelepon istrinya, setelah dering kesekian kali tak diangkat panggilan terputus, tepat ketika Ia mendengar suara pintu depan rumahnya dibuka

Ia bergegas ke pintu depan, pintu tertutup rapat, sepi

Razak membuka pintu melihat keluar, tak ada sesiapa

Ia kembali menelepon istrinya
, panggilan diangkat

‘halo pa aku…’

‘halo ma kamu dimana?’

‘aku dikamar, kenapa?’

‘tadi kutelpon ngga di…’

‘iya tadi nanggung aku lagi masukin mobil ke garasi’

‘aneh banget…ya udah aku kekamar sekarang’

Pintu kamar Ia buka, kamarnya gelap

Satu persatu lilin menyala dalam keheningan

Razak masih mencoba mencerna apa yang terjadi ketika tiba tiba lampu kamar menyala, terompet ditiup keras, musik mulai berdentum, petasan petasan kertas pesta berhamburan

Hampir saja Ia pingsan saking kagetnya

Didepannya tersaji sepotong besar cake ulangtahun, ya sepotong segitiga besar, bukan secetak cake ulangtahun utuh, disampingnya sebuah lilin besar dinyalakan

Satu persatu lilin lilin kecil dipadamkan

Dibelakang sepotong besar cake ulangtahun berdiri istrinya, ketiga anaknya, ibunya, ibu mertuanya, dan 5 orang sahabatnya

Mereka bertepuk tangan dan bernyanyi lagu selamat ulang tahun untuknya

Razak diminta menyampaikan harapannya dan meniup lilin besar itu

Razak tersenyum, aneh, ada apa ini pikirnya, Ia yakin sedang dikerjai dan memutuskan untuk mengikuti permainan ini

‘aku berharap semua orang orang terdekatku akan selalu bahagia sepanjang sisa umurnya’

Semua orang tersenyum dan mengaminkan permintaannya

Ia mencoba meniup lilin besar itu, tapi lilin itu tak mau padam

Ia tahu hari ini bukan ulangtahun nya, Razak tersenyum

‘hari ini bukan ulangtahunku lho, kalian pasti cuma mau ngerjain aku ya?’

Cahaya lilin besar tiba tiba meredup dan padam kemudian lilin itu hilang, musik sayup sayup tak terdengar, potongan besar cake menghilang seiring menghilangnya orang orang dihadapannya

Ia baru saja berhalusinasi atau…

Kamarnya terang, rapi dan bersih
, tak ada sesiapa di situ

Tiba tiba terdengar suara berita tengah malam di tv

Ia beranjak ke ruang keluarga, tv terlihat baru saja dimatikan

Aneh

Ia menelepon istrinya, setelah dering kesekian kali tak diangkat panggilan terputus, tepat ketika Ia mendengar suara pintu belakang garasi ditutup

Istrinya datang menghampirinya
, berdiri dihadapannya dengan senyum menggoda, kemudian duduk dipangkuannya, merangkul lehernya, berbisik mesra di telinganya

‘I am ready honey’

Razak ingin sekali menceritakan apa yang baru saja dialaminya, namun Ia juga tak ingin merusak suasana romantis saat itu

Ia segera melumat bibir istrinya

Esok pagi, Razak terbangun, Ia masih di ruang keluarga

Sayup sayup terdengar suara orang mengaji di sebelahnya, banyak orang duduk mengelilinginya

Ia bangkit berdiri dan melihat tubuhnya terbaring diselimuti kain

Ia melihat istrinya mengaji di sebelah tubuhnya

Tepat tatkala Razak ingin menyapa istrinya, seberkas cahaya terang menutupi pandangannya dan Ia telah berada di suatu tempat yang asing

Sama sekali asing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun