Mohon tunggu...
Fianisa
Fianisa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

Tidur adalah kesukaan, belajar adalah keharusan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sedih yang Senang

22 Januari 2024   09:05 Diperbarui: 22 Januari 2024   09:30 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak pukul lima sore giginya sudah tanggal

Tidak ada yang tersisa

pun bagian depan yang biasanya untuk makan bawal

Bulan sabit kecil yang terbentuk pun tidak bisa dikawal,

pergi jauhuh sejak pukul lima yang janggal

Dia kira sedihnya itu palsu,

Dia kira, hatinya itu batu,

Ternyata memang abu

Bahkan benalu pun sepertinya lebih kuat dari gadis itu

Si Kuning berubah warna menjadi jingga

Sedikit membiarkan luka menganga pada ekspektasi dia yang terlampau fana

JIngga datang, saatnya pulang ke Sang Tuan

Gigi dan sabit itu berdatangan

Saatnya pulang.

Pulang, ke tempat dia selalu diharapkan datang

Pulang, ke tempat dia selalu menjernihkan arang

Tuan, tolong jaga gadis itu

Saya takut, hati abunya terbawa pilu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun