Mohon tunggu...
Nur LutfiaAmalia
Nur LutfiaAmalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

saya membuat akun ini untuk keperluan kuliah

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

ChatGPT atau Perflexity AI, Manakah yang Lebih Unggul dan Membantu Dalam Kebutuhan Pendidikan

13 Desember 2024   18:45 Diperbarui: 13 Desember 2024   18:45 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perplexity AI dirancang untuk memberikan informasi berbasis data, tetapi kurang mampu mendukung kreativitas atau eksplorasi ide. Misalnya, jika seorang siswa membutuhkan bantuan untuk menyusun esai atau mengeksplorasi konsep kreatif, Perplexity AI tidak dapat memberikan saran yang inovatif atau berbasis imajinasi.

Sebaliknya, ChatGPT lebih unggul dalam aspek ini, tetapi dengan risiko menghasilkan ide yang mungkin tidak relevan atau tidak terstruktur dengan baik. Kekurangan ini membuat Perplexity AI kurang fleksibel untuk memenuhi kebutuhan belajar yang membutuhkan pemikiran kreatif.

6. Kertergantungan Berlebihan pada Alat (ChatGPT dan Perflexity AI)

Salah satu risiko penggunaan teknologi seperti ChatGPT dan Perplexity AI adalah munculnya ketergantungan berlebihan. Pengguna, terutama siswa, mungkin cenderung mengandalkan alat ini untuk menyelesaikan tugas tanpa benar-benar memahami materi yang sedang dipelajari.

Sebagai contoh, seorang siswa dapat dengan mudah meminta ChatGPT untuk menyusun esai atau menjawab soal matematika tanpa benar-benar memproses konsep di baliknya. Hal ini dapat menghambat perkembangan kemampuan analitis dan pemecahan masalah secara mandiri, yang sangat penting dalam pembelajaran jangka panjang.

7. Tidak Sepenuhnya Aman dari Penyalahgunaan (ChatGPT dan Perflexity AI)

Kedua AI ini juga rentan terhadap penyalahgunaan. ChatGPT, misalnya, dapat digunakan untuk membuat konten palsu atau manipulatif jika disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Perplexity AI, meskipun fokus pada data terverifikasi, dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang salah jika sumber data yang dirujuk tidak diperiksa dengan hati-hati.

Dalam konteks pendidikan, penyalahgunaan ini dapat merusak integritas akademik. Siswa mungkin menggunakan alat ini untuk menyalin jawaban atau menyusun tugas tanpa upaya mandiri, yang bertentangan dengan prinsip pembelajaran yang etis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun