Mohon tunggu...
Fia afifaturrohmah
Fia afifaturrohmah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Saya mahasiswi IAIN PONOROGO saya sekarang semester 2 di jurusan PGMI

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Asuh dan Pengasuhan Orang Tua untuk Membentuk Kepribadian Anak

30 Mei 2024   23:27 Diperbarui: 30 Mei 2024   23:31 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak

a. Kesehatan dan kesejahteraan 

Kesehatan dan kesejahteraan adalah faktor penting yang harus dimiliki seorang anak untuk dapat berkembang dengan optimal. Perkembangan psikologis anak juga sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan fisik dan kesehatan mereka. Kekurangan gizi pada masa bayi dapat mengakibatkan pertumbuhan yang terhambat dan perkembangan yang lambat. Kekurangan gizi yang parah dikenal sebagai marasmus dan kwashiorkor. Marasmus adalah kondisi kekurangan gizi parah yang disebabkan oleh asupan kalori yang sangat rendah, sehingga bayi tampak kecil, kurus, dan lebih tua dari usianya. Kwashiorkor adalah kekurangan gizi serius akibat kekurangan protein, yang menyebabkan perut dan kaki anak membengkak karena retensi air. Penyakit ini biasanya muncul pada anak usia 1 hingga 3 tahun. Marasmus dan kwashiorkor merupakan masalah serius di negara berkembang, dengan tingkat kematian anak di bawah usia 5 tahun mencapai 50% (UNICEF, 2003).

Kekurangan gizi pada anak, seperti kekurangan zat besi, vitamin, atau protein, dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi pada usia 3 tahun cenderung menunjukkan perilaku lebih agresif dan hiperaktif pada usia 8 tahun, menghadapi lebih banyak masalah eksternal pada usia 11 tahun, dan menunjukkan perilaku motorik yang berlebihan pada usia 17 tahun (Liu dkk, 2003).

Ada banyak faktor yang dapat menghambat kesehatan dan kesejahteraan anak, seperti kemiskinan, layanan kesehatan yang tidak memadai, malnutrisi, serta penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Tanggung jawab menjaga kesehatan dan kesejahteraan anak ada pada orang tua, guru, perawat, dan dokter. Orang tua diharapkan mampu menanamkan kebiasaan hidup sehat pada anak-anak mereka untuk memastikan kesehatan dan kecukupan gizi yang baik. Di sekolah, guru diharapkan dapat menerapkan strategi pola hidup sehat untuk mencegah penyakit di kalangan siswa. Sementara itu, dokter dan perawat memiliki peran untuk mengedukasi masyarakat mengenai cara-cara menjalani pola hidup sehat.

b. Keluarga dan Pengasuhan Anak

Setiap keluarga adalah sebuah sistem, yaitu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi. Hubungan dalam keluarga tidak pernah bersifat satu arah. Dalam sebuah keluarga, interaksi antara anggota keluarga diharapkan berjalan dua arah. Menurut Santrock (2007: 157), interaksi dua arah dalam keluarga disebut dengan mutual synchrony, yang berarti bahwa perilaku setiap individu bergantung pada perilaku sebelumnya dari pasangannya. Hubungan timbal balik yang positif antara orang tua dan anak mempengaruhi cara anak berperilaku terhadap orang tuanya.

Keluarga terdiri dari beberapa subsistem yang mencakup generasi, gender, dan peran. Setiap anggota keluarga berpartisipasi dalam berbagai subsistem ini. Cox & Paley (2003) menyatakan bahwa subsistem-subsistem dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dua anggota keluarga disebut sebagai dyadic, sedangkan lebih dari dua anggota disebut polyadic. Contohnya, ibu dan ayah membentuk subsistem dyadic, sedangkan ibu, ayah, dan anak membentuk sistem polyadic. Begitu juga dengan ibu dan dua anak yang membentuk sistem polyadic lainnya (Santrock, 2007: 158). Penelitian oleh Cummings dkk. (2002) menunjukkan bahwa meningkatkan kepuasan dalam pernikahan dapat menghasilkan pengasuhan yang lebih baik, di mana hubungan pernikahan, pengasuhan, dan perilaku anak saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.Perkembangan kepribadian seorang anak sangat dipengaruhi oleh interaksi yang terjadi dalam keluarganya. Kehangatan, kasih sayang yang tulus, serta pola asuh yang baik dapat membentuk karakter anak hingga dewasa. Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang dan kenyamanan akan cenderung melihat keluarga sebagai tempat untuk berbagi perasaan dan masalah. Sebaliknya, anak yang tidak merasa nyaman di rumah mungkin mencari pelarian di luar, yang bisa membuat mereka bingung dengan identitas diri mereka.

Keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak. Perhatian dan kasih sayang dari orang tua, serta pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun budaya, adalah faktor penting yang membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat dan anggota masyarakat yang baik.

Alexander A. Schneiders (1960: 405) menjelaskan bahwa keluarga ideal memiliki ciri-ciri seperti: minimnya konflik antara orang tua atau antara orang tua dengan anak; adanya kesempatan untuk mengekspresikan keinginan; penuh kasih sayang; disiplin yang tidak keras; kesempatan bagi anak untuk mandiri dalam berpikir, merasa, dan berperilaku; adanya saling hormat dan penghargaan antara orang tua dan anak; stabilitas emosional orang tua; kecukupan ekonomi; serta pengamalan nilai moral dan agama. Keluarga yang tidak mampu menjalankan fungsi-fungsi ini disebut sebagai keluarga disfungsional. Menurut Dadang Hawari (1997: 165), anak yang tumbuh dalam keluarga disfungsional berisiko lebih tinggi mengalami masalah dalam perkembangan jiwa.

Erik Erikson mengemukakan delapan tahap perkembangan psikologis yang dialami individu sepanjang hidupnya, yang semuanya bergantung pada pengalaman dalam keluarga. Pada tahun pertama, seorang anak perlu mengembangkan kepercayaan dasar (basic trust). Di tahun kedua, mereka harus mengembangkan kemandirian, dan di tahun-tahun berikutnya mereka harus melalui tahap-tahap perkembangan lainnya yang dipengaruhi oleh interaksi dalam keluarga. Pembelajaran tentang inisiatif yang membantu individu menemukan identitas diri sangat penting. Lingkungan keluarga yang sehat dan kasih sayang penuh dari orang tua adalah faktor krusial yang mendukung perkembangan psikologis anak tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun