Mohon tunggu...
Fhathia Avisha
Fhathia Avisha Mohon Tunggu... Dokter - a lifelong learner🌻
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

sharing random insights through my writing 📝

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Covid-19 Booster: Why You Should Get a Covid-19 Booster

7 Juli 2022   14:07 Diperbarui: 7 Juli 2022   18:27 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Himbauan terbaru dari Pemerintah akan menerapkan vaksin COVID-19 booster dosis ketiga sebagai salah satu syarat untuk melakukan berbagai kegiatan dan  perjalanan. Hal ini karena masih rendahnya cakupan dan presentase vaksinasi booster dosis ketiga dan mulai meningkatnya kembali kasus covid-19 di Indonesia. Berdasarkan data vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan per 6 Juli 2022, cakupan vaksin booster dosis ketiga di Indonesia baru mencapai 24,5% atau 51,1 juta dosis. Untuk mendukung kebijakan ini, pemerintah akan menyediakan sentra vaksinasi di berbagai tempat umum untuk memudahkan masyarakat mengakses vaksinasi.

Vaksin bosster adalah vaksinasi yang diberikan setelah seseorang mendapatkan vaksin primer dosis lengkap ( dosis 1 dan 2). Vaksin booster diberikan setelah 6 bulan mendapatkan vaksin dosis kedua. Tujuan pemberian vaksin booster untuk mempertahankan tingkat kekebalan tubuh serta memperpanjangan masa perlindungan terhadap infeksi covid-19. Vaksin booster diperlukan untuk meningkatkan kembali kadar antibodi yang menurun seiring dengan waktu sehingga kekebalan terhadap infeksi Covid-19 akan meningkat adekuat.

https://www.mdpi.com/
https://www.mdpi.com/

Jenis vaksin yang akan diberikan sesuai dengan riwayat penerimaan vaksin dosis pertama dan kedua serta mempertimbangkan ketersediaan vaksin di layanan vaksinasi.

Pemberian dosis lanjutan (booster) dilakukan melalui dua mekanisme yaitu:

a. Homolog, dimana pemberian vaksin booster dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapatkan sebelumnya

 b. Heterolog, dimana pemberian vaksin booster dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapatkan sebelumnya

Regimen dosis vaksin booster yang diberikan sebelumnya mencakup:

- Untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan:

  • Vaksin Astra Zeneca, setengah dosis atau 0,25 ml.
  • Vaksin Pfizer, setengah dosis atau 0,15 ml
  • Vaksin moderna, 1 dosis 0,5 ml

-Untuk sasaran dengan dosis primer Astra Zeneca maka diberikan:

  • Vaksin Modema, setengah dosis atau 0,25 ml.
  •  Vaksin Pfizer, setengah dosis atau 0,15 ml
  • Vaksin Astra Zeneca, 1 dosis  0,5 ml

Vaksin booster diberikan setengah dosis karena berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli di Indonesia, imunogenesitas yang didapatkan setelah diberikan vaksin booster dengan setengah dosis tidak berbeda secara signifikan dengan booster dosis penuh. Penyuntikan vaksin dilakukan secara intramuskular/ injeksi ke otot tubuh di lengan atas. 

Sebelum pemberian vaksinasi, akan dilakukan skrining terlebih dahulu. Sejauh ini tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus yang diperlukan sebelum vaksin booster, kecuali atas indikasi dan saran dokter spesialis yang merawat pasien. 

Pemeriksaan antibodi setelah vaksin booster tidak perlu dilakukan. Namun, jika kan dilakukan pemeriksaan, maka waktunya minimal 14 hari setelah mendapatkan vaksin booster.

Berdasarkan surveilans reaksi pasca vaksinasi booster yang ditemukan pada penelitian yang dilakukan pada tenaga kesehatan yang mendapat vaksinasi booster dosis ke-3 moderna di RS Universitas Indonesia yaitu gejala yang paling sering ditemukan  pada onset <24 jam-28 hari pasca vaksinasi yaitu nyeri ditempat penyuntikkan, demam, nyeri bahu, dan sakit kepala dengan kebanyakan gejala derajat ringan/ tidak menganggu aktifitas sehari-hari. 

KIPI (kejadian ikutan pasca vaksinasi) pada penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu adanya riwayat alergi obat, olahraga setelah vaksinasi, usia, BMI< 25 kg/m2, dan adanya keluhan pasca pemberian vaksin pertama dan kedua. Pada penelitian ini tidak ditemukan reaksi anafilaksis/ reaksi alergi berat pasca vaksin booster. Now is the time to power up your imunnity to covid-19. Let's get vaccinated!

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun