Mohon tunggu...
Fidelis Harefa
Fidelis Harefa Mohon Tunggu... Pengacara - Info Singkat

Berasal dari Pulau Nias, tepatnya di Nias Utara. Saat ini berdomisili di Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya. Co-Founder/Managing Partner Law Firm Kairos

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalteng: Hutan Musnah, Banjir Menyerang

17 Februari 2015   02:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:04 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_351442" align="aligncenter" width="567" caption="Dokpri: Secreenshoot Google Map"]

14240892781664964072
14240892781664964072
[/caption]

Banjir Datang dari Mana?

Bahaya banjir yang mungkin luput dari kewaspadaan masyarakat Kalteng disebabkan oleh beberapa hal yang bila tidak dihentikan, akan mendatangkan bencana besar. Salah satunya adalah penebangan kayu hutan secara terus-menerus tanpa melakukan penanaman kembali. Pulau Kalimantan yang dulunya dikenal sebagai daerah hutan tropis yang luas dan disebut sebagai paru-paru dunia, kini dipertanyakan keberadaanya akibat hutan semakin rusak. Perkebunan Kelapa Sawit pun telah menjadi sebab musnahnya hutan, selain disebabkan juga oleh kebakaran lahan yang terus-menerus terjadi setiap tahun.

[caption id="attachment_351443" align="aligncenter" width="567" caption="(Foto: Rm. Laurensius Ketut Supriyanto): Kayu-kayu ini siap dijual. Tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas hal ini."]

1424089561606326957
1424089561606326957
[/caption]

Selain itu, terjadinya pendangkalan sungai menimbulkan daya tampung sungai terhadap air sangat berkurang. Pendangkalan ini disebabkan oleh maraknya usaha "Lanting Sedot" oleh para pemburu emas.

[caption id="attachment_351445" align="aligncenter" width="576" caption="Sumber foto dari www.kapuas.info"]

14240897621416355332
14240897621416355332
[/caption]

Dari peristiwa banjir kali ini, kita sudah bisa memprediksi keadaan di Kalteng, khususnya pinggiran Kota Palangka Raya 5-10 tahun ke depan bila tidak ada upaya untuk menghentikan segala kegiatan perusakan lingkungan hidup. Luapan air yang menggenangi pinggir Kota Palangka Raya merupakan air kiriman dari hulu sungai Kahayan. Di sanalah terjadi penebangan hutan dan juga usaha-usaha "lanting sedot" seperti saya sebutkan tadi.

"Selamatkan hutan kita, selamatkan jiwa kita, selamatkan anak cucu kita".

Palangka Raya, 16 Februari 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun