Penulis 1: FIGO RIMBA FATIKAÂ
Penulis 2: AIDA NURAZIZAH
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Email: figofatika11@gmail.com
Analisis yang berjudul "Jenis Tindak Tutur dalam Tausiyah " Keikhlasan dalam Perjuangan" Sebagai Implementasi pada Bidang Semantik" ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penggunaan tindak tutur yang disampaikan penutur kepada mitra tutur dalam bacaan dari salah satu majalah yaitu Majalah Gontor, Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi MA. 2018 Â yang berupa tindak tutur konstatif, lokusi, ilokusi, perlokusi, representatif, direktif, dan tindak tutur komisif. Beberapa tuturan tersebut memiliki fungsi berbeda-beda sesuai dengan tuturan yang diucapkan penuturnya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam analisis ini adalah teknik pemahaman, dan teknik catat. Hasil dari analisis ini adalah data berupa jenis-jenis tindak tutur yang terdapat dalam bacaan Tausiyah " Keikhlasan dalam Perjuangan" Majalah Gontor, Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi MA. 2018 Dari data ujaran tersebut, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan jenis-jenis tindak tutur dan fungsinya. Pengertian tindak tutur itu sendiri adalah hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan satuan terkecil dari komunikasi bahasa. Tindak tutur itu sendiri adalah bagian dari pragmatik. Pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan antara konteks luar bahasa dan maksud tuturan melalui penafsiran terhadap situasi penuturannya. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada Tausiyah " Keikhlasan dalam Perjuangan" terdapat jenis-jenis tindak tutur konstatif, lokusi, ilokusi, perlokusi, representatif, direktif, dan tindak tutur komisif.
Kata kunci: tindak tutur, mitra tutur
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan sebuah kunci utama dalam hal berkomunikasi yang dimiliki dan digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan sesama di sekitar lingkungan hidupnya. Bahasa yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya adalah melalui sebuah tuturan. Tuturan yang dimaksud dapat diekspresikan melalui media massa, baik tulisan ataupun lisan. Media massa yang dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah media cetak dan media elektronik. Media cetak dapat berupa surat kabar, majalah, tabloid. Sedangkan, Media elektronik dapat berupa radio, sosial media dan televisi. Kemampuan literasi juga merupakan kecakapan yg menekankan dalam kemampuan membaca, mendengar, menulis dan berbicara secara lisan. Dari kegiatan literasi kita dapat menemukan suatu maksud dari sang penutur yang disampaikannya kepada tindak tutur tersebut.
Pengertian tindak tutur itu sendiri adalah hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan satuan terkecil dari komunikasi bahasa. Tindak tutur itu sendiri adalah bagian dari pragmatik. Pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan antara konteks luar bahasa dan maksud tuturan melalui penafsiran terhadap situasi penuturannya.
Dalam linguistik, pragmatik merupakan salah satu bagian dari semiotika. Prinsip-prinsip di dalam pragmatik meliputi sintesis antara studi, maksud dan tuturan. Tindak tutur merupakan pengujaran kalimat untuk menyatakan agar suatu maksud dari pembicara diketahui pendengaran. Tindak tutur (speech atcs) adalah ujaran yang dibuat sebagai bagian dari interaksi social. Menurut Leoni (dalam Smsno, dan Pna Prt, 2010:329) tindak tutur merupakan bagian dari peristiwa tutur, dan peristiwa tutur merupakan bagian dari situasi tutur. Setiap peristiwa tutur terbatas pada kegiatan, atau aspek-aspek kegiatan yang secara langsung diatur oleh kaidah atau norma bagi penutur.
Oleh karena itu, perilaku merupakan ciri khas tuturan dalam komunikasi. Dalam pelaksanaan suatu tuturan atau wacana, diasumsikan bahwa seseorang melakukan sesuatu, yaitu suatu tindakan. Jenis tuturan ini disebut tuturan performatif, yaitu tuturan untuk melakukan suatu tindakan. Tingkah laku verbal merupakan gejala dari seorang individu, bersifat psikologis, dan ditentukan oleh kemampuan penutur untuk berbicara dalam situasi tertentu. Penutur lebih menitikberatkan pada makna atau tindakan, sedangkan tindak tutur lebih menitikberatkan pada tujuan peristiwa. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tindak tutur merupakan suatu bahasa yang dapat dipahami dengan baik jika sejalan dengan situasi dan konteks bahasa tersebut. Tuturan juga dapat dikatakan bermakna, jika dilakukan atau direalisasikan dalam komunikasi.
Masalah pokok penelitian ini yaitu: bagaimanakah jenis-jenis tindak tutur yang terdapat pada Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan" ? Kemudian, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur  yang terdapat pada Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan" tersebut. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kajian pragmatik. Pada kajian pragmatik terdapat teori tindak tutur. Tindak tutur merupakan pandangan yang menegaskan bahwa sebuah ungkapan suatu bahasa yang dapat dipahami dan dimengerti dengan baik, apabila dikaitkan dengan situasi konteks terjadinya ungkapan tersebut yang kemudian memunculkan sebuah makna.
Dalam suatu penelitian sangat dibutuhkan sebuah metode yang berguna untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik dengan harapan agar hasil penelitiannya bisa lebih objektif lagi. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hal ini disebabkan data-data dalam penelitian ini berupa deskripsi tuturan yang terdapat pada bacaan Tausiyah yang berjudul "Keikhlasan dalam Perjuangan".
Dalam penelitian ini, data diambil langsung dari Majalah Gontor laman Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan". Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik pemahaman, dan teknik catat. Penelitian ini menggunakan teknik pemahaman karena akan dilakukan dengan cara memahami bacaan secara seksama dalam teks Tausiyah tersebut.
Kemudian teknik catat yang akan dilakukan dengan cara menelaah isi bacaan yang telah dipahami dengan beberapa pengertian tindak tutur, lalu mencatat penggalan tuturan yang didapat. Hal ini dilakukan agar dalam penelitian ini dapat diperoleh data yang akurat.
Sebelum dianalisis, data-data yang sudah diperoleh akan diidentifikasi terlebih dulu dengan cara menetapkan data yang termasuk jenis-jenis tindak tutur dan fungsi tuturannya berdasarkan karakteristik masing-masing objek yang dikaji. Data-data tersebut berupa transkripsi tuturan dalam bacaan Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan" .
Kemudian, data yang sudah diidentifikasi akan diklasifikasikan dengan cara mengelompokkan data berdasarkan jenis-jenis tindak tutur. Setelah data berhasil diidentifikasi dan diklasifikasikan, maka barulah data-data tersebut akan dianalisis berdasarkan teori tindak tutur yang digunakan dalam penelitian ini. Lalu, semua data yang sudah dianalisis dapat disimpulkan berdasarkan analisis data yang sudah ada.
Pada metode penyajian data ini merupakan tahap pemaparan yang sudah ditemukan dalam laporan penelitian mengenai bagaimana bentuk penyajian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan metode pemaparan hasil analisis data informal karena hanya memakai perumusan dengan kata-kata biasa. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan disajikan dalam bentuk uraian-uraian kualitatif tentang  beberapa jenis tindak tutur dengan memperhatikan data yang ada. Pemaparan hasil analisis ini dapat menghasilkan wacana baru bahwa pada bacaan Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan" tanpa disadari ataupun tidak, sebenarnya terdapat beberapa jenis tindak tutur seperti lokusi, ilokusi, perlokusi, dan lain sebagainya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Tindak Tutur "Keikhlasan dalam Perjuangan"
3.1 Â Tindak Tutur Konstatif
Tindak tutur konstatif adalah tuturan yang menyatakan sesuatu yang kebenarannya dapat diuji benar atau salah dengan menggunakan pengetahuan tentang dunia (Gunarwan 1994:43). Berikut ini adalah salah satu contoh penggunaan tindak tutur Konstatif dalam Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan" :
a. Â Salah satunya adalah Pondok Modern Darussalam Gontor yang dimulai dari sebuah masjid kecil. Kita tidak melihat kecilnya masjid itu.
Contoh dari tindak tutur Konstatif
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur konstatif dikarenakan tuturan yang dipaparkan menjelaskan suatu kebenaran tentang suatu Pondok Modern yang dimulai dari sebuah masjid kecil, kalimat tersebut dapat dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan pengetahuan tentang dunia atau langsung saja mencari bukti akurat akan kebeneran suatu hal tersebut.
b. Â Seperti halnya bagian-bagian dari instansi di pondok ini, maju dan berkembang pesat di segala bidang karena disentuh dengan total quality control dari bapak pengasuh dan pimpinan pondok.
Contoh dari tindak tutur Konstatif
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur konstatif dikarenakan tuturan yang dipaparkan menjelaskan suatu kebenaran tentang suatu pernyataan bahwa "bagian-bagian dari instansi di pondok ini, maju dan berkembang pesat di segala bidang karena disentuh dengan total quality control dari bapak pengasuh dan pimpinan pondok." Kalimat tersebut dapat dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan pengetahuan tentang dunia atau langsung saja mencari bukti akurat akan kebeneran suatu hal tersebut.
3.2 Â Tindak Tutur Lokusi
Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang semata-mata hanya bermaksud untuk menyatakan sesuatu sesuai dengan tuturan yang diucapkan tanpa ada maksud lain di dalamnya. Tindak tutur semacam ini biasanya tidak mempermasalahkan maksud dan fungsi tuturan yang disampaikan oleh penutur. Tindak tutur ini juga lebih relatif mudah untuk diidentifikasikan karena pengidentifikasiannya cenderung dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks tuturan yang tercakup dalam situasi tutur. Berikut ini adalah salah satu contoh penggunaan tindak tutur Performatif dalam Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan":
a. Â Yang kita lihat dan hayati adalah kebesaran jiwa, keluasan wawasan, dan keikhlasan dari para pendirinya. Sehingga menumbuhkan sistem, gerakan, dan sejarah serta melahirkan manusia manusia yang mewarnai dunia dengan nilai-nilai Islam.
Contoh dari tindak tutur Lokusi
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur lokusi dikarenakan tuturan yang dipaparkan hanya menyatakan sesuatu yang sesuai dengan tuturan tanpa ada maksud lain didalamnya. Dalam penggalan "Yang kita lihat dan hayati adalah kebesaran jiwa, keluasan wawasan, dan keikhlasan dari para pendirinya. Sehingga menumbuhkan sistem, gerakan, dan sejarah serta melahirkan manusia manusia yang mewarnai dunia dengan nilai-nilai Islam." Kalimat tersebut hanya mengungkapkan sesuatu yang mutlak atau sesuatu yang pasti tanpa ada maksud lain dari ungkapan tersebut.
3.3 Â Tindak Tutur Ilokusi
Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang tidak hanya berfungsi untuk mengatakan sesuatu sesuai dengan yang dituturkan oleh penutur saja, akan tetapi dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur seperti ini biasanya memiliki maksud dan fungsi tertentu. Berikut ini adalah salah satu contoh penggunaan tindak tutur Performatif dalam Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan" :
a. Â Berjuanglah dengan total karena rahasia keberhasilan adalah all out dalam segala hal.Â
Contoh dari tindak tutur Ilokusi
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur ilokusi dikarenakan tuturan tersebut dimaksudkan untuk melakukan sesuatu yang mengandung suatu maksud dan fungsi dari daya tuturannya. Dalam penggalan "Berjuanglah dengan total karena rahasia keberhasilan adalah all out dalam segala hal." Kalimat tersebut mengungkapkan sesuatu agar mitra tutur melakukan apa yang ada dalam tuturan tersebut, dikarenakan tuturan tersebut mengandung maksud kebaikan jika mitra tutur bersedia melakukan tindakan yang dimaksud.
b. Â Pondok ini berjuang di jalan Allah maka barangsiapa berjuang untuk kepentingan Pondok sama artinya berjuang untuk Allah dan pasti Allah akan membimbing kita dan memenuhi segala hajat kebutuhan kita, baik hajat untuk pondok maupun untuk diri kita.
Contoh dari tindak tutur Ilokusi
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur ilokusi dikarenakan tuturan tersebut dimaksudkan untuk melakukan sesuatu yang mengandung suatu maksud dan fungsi dari daya tuturannya. Dalam penggalan "Pondok ini berjuang di jalan Allah maka barangsiapa berjuang untuk kepentingan Pondok sama artinya berjuang untuk Allah dan pasti Allah akan membimbing kita dan memenuhi segala hajat kebutuhan kita, baik hajat untuk pondok maupun untuk diri kita." Kalimat tersebut mengungkapkan sesuatu agar mitra tutur melakukan apa yang ada dalam tuturan tersebut, dikarenakan tuturan tersebut mengandung maksud kebaikan jika mitra tutur bersedia melakukan tindakan yang dimaksud.
3.4 Â Tindak Tutur Perlokusi
Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang diutarakan oleh seseorang dan seringkali mempunyai daya pengaruh (perlocution force) atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja maupun tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Berikut ini adalah salah satu contoh penggunaan tindak tutur Performatif dalam Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan" :
a. Â Perjuangan seseorang atau kelompok yang dilakukan karena allah akan menghasilkan sesuatu yang tidak kita bayangkan sebelumnya.
Contoh dari tindak tutur Perlokusi
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur perlokusi dikarenakan tuturan yang diucapkan seorang penutur sering memiliki efek atau daya pengaruh, efek yang dihasilkan dengan mengerjakan sesuatu dapat ditimbulkan secara sengaja dan tidak sengaja, pengujarannya dimaksudkan untuk memengaruhi mitra tutur. Dalam penggalan "Perjuangan seseorang atau kelompok yang dilakukan karena allah akan menghasilkan sesuatu yang tidak kita bayangkan sebelumnya." Seseorang yang mendengar ujaran tersebut mungkin saja akan melakukan tindakan dari tuturan tersebut secara sengaja maupun tidak sengaja, karena kalimat tersebut mengungkapkan sesuatu yang bisa saja mempengaruhi mitra tutur, maka seorang mitra tutur tentu saja dapat melakukan tindakan tersebut jika ia berkehendak untuk melakukannya.
b. Â "Hai orang-orang Mukmin Jika kamu menolong agama Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
Contoh dari tindak tutur Perlokusi
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur perlokusi dikarenakan tuturan yang diucapkan seorang penutur sering memiliki efek atau daya pengaruh, efek yang dihasilkan dengan mengerjakan sesuatu dapat ditimbulkan secara sengaja dan tidak sengaja, pengujarannya dimaksudkan untuk memengaruhi mitra tutur. Dalam penggalan "Hai orang-orang Mukmin Jika kamu menolong agama Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." Seseorang yang mendengar ujaran tersebut mungkin saja akan melakukan tindakan dari tuturan tersebut secara sengaja maupun tidak sengaja, karena kalimat tersebut mengungkapkan sesuatu yang bisa saja mempengaruhi mitra tutur, maka seorang mitra tutur tentu saja dapat melakukan tindakan tersebut jika ia berkehendak untuk melakukannya.
c. Â Kita harus utamakan kepentingan Pondok, all out untuk pondok, insya Allah kita juga dilimpahi berkah.
Contoh dari tindak tutur Perlokusi
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur perlokusi dikarenakan tuturan yang diucapkan seorang penutur sering memiliki efek atau daya pengaruh, efek yang dihasilkan dengan mengerjakan sesuatu dapat ditimbulkan secara sengaja dan tidak sengaja, pengujarannya dimaksudkan untuk memengaruhi mitra tutur. Dalam penggalan "Kita harus utamakan kepentingan Pondok, all out untuk pondok, insya Allah kita juga dilimpahi berkah." Seseorang yang mendengar ujaran tersebut mungkin saja akan melakukan tindakan dari tuturan tersebut secara sengaja maupun tidak sengaja, karena kalimat tersebut mengungkapkan sesuatu yang bisa saja mempengaruhi mitra tutur, maka seorang mitra tutur tentu saja dapat melakukan tindakan tersebut jika ia berkehendak untuk melakukannya.
3.5 Â Tindak Tutur Representatif
Tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Jenis tuturan ini adalah: Menyatakan, menuntur, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, kesaksian. Â Berikut ini adalah salah satu contoh penggunaan tindak tutur Representatif dalam Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan" :
a. Â Rahmat, berkah, Taufik dari Allah akan mengalir setiap saat sampai anak-anak dan cucu-cucu serta keturunan-keturunannya, semua itu karena hasil yang bersumber dari perjuangan yang sungguh-sungguh.
Contoh dari tindak tutur Representatif (Menunjukkan)
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur representatif dikarenakan tindak tutur tersebut mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Dalam penggalan "Rahmat, berkah, Taufik dari Allah akan mengalir setiap saat sampai anak-anak dan cucu-cucu serta keturunan-keturunannya, semua itu karena hasil yang bersumber dari perjuangan yang sungguh-sungguh." Tuturan tersebut menunjukkan suatu kebenaran, maka kalimat yang berarti menunjukkan sesuatu tersebut masuk ke dalam jenis tindak tutur representatif (representatif-menunjukkan). Kalimat tersebut mengungkapkan suatu petunjuk akan kebenaran atas apa yang diujarkannya disetai adanya bukti dari petunjuk yang diarahkannya, sehingga tuturan tersebut menjadi lebih akurat. Maka seorang mitra tutur tentu saja akan menerima kalimat yang menunjukkan suatu artian tersebut.
b. Â Ini merupakan sebuah paket yang tidak dapat dicampur dengan sistem, visi, misi, dan orientasi lembaga lain. Seperti halnya sepeda motor atau mobil, jika suku cadangnya dicampur-campur, maka laju dan kemampuannya akan berubah serta akan kalah dibandingkan dengan sepeda motor atau mobil yang menggunakan suku cadang asli.
Contoh dari tindak tutur Representatif (Menyatakan)
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur representatif dikarenakan tindak tutur tersebut mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Dalam penggalan "Ini merupakan sebuah paket yang tidak dapat dicampur dengan sistem, visi, misi, dan orientasi lembaga lain. Seperti halnya sepeda motor atau mobil, jika suku cadangnya dicampur-campur, maka laju dan kemampuannya akan berubah serta akan kalah dibandingkan dengan sepeda motor atau mobil yang menggunakan suku cadang asli." Tuturan tersebut menyatakan suatu kebenaran dari suatu perumpaan, maka kalimat yang berarti menyatakan sesuatu tersebut masuk ke dalam jenis tindak tutur representatif (representatif-menyatakan). Kalimat tersebut menyatakan suatu hal yang dapat di uji kebenarannya, maka seorang mitra tutur tentu saja akan menerima kalimat yang menyatakan suatu kebenaran dari rumus orientasi suatu lembaga tersebut.
c. Â Pondasi dari semua itu haruslah keikhlasan yang prima. Hanya orang-orang yang ikhlas lah yang mengetahui penting dan dahsyatnya keikhlasan dan hanya orang-orang yang berjuang dijalan Allah yang mengetahui arti dan keagungan perjuangan.
Contoh dari tindak tutur Representatif (Menyatakan)
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur representatif dikarenakan tindak tutur tersebut mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Dalam penggalan "Pondasi dari semua itu haruslah keikhlasan yang prima. Hanya orang-orang yang ikhlas lah yang mengetahui penting dan dahsyatnya keikhlasan dan hanya orang-orang yang berjuang dijalan Allah yang mengetahui arti dan keagungan perjuangan."Â Tuturan tersebut menyatakan suatu kebenaran dari suatu perumpaan, maka kalimat yang berarti menyatakan sesuatu tersebut masuk ke dalam jenis tindak tutur representatif (representatif-menyatakan). Kalimat tersebut menyatakan suatu hal yang dapat di uji kebenarannya, maka seorang mitra tutur tentu saja akan menerima kalimat yang menyatakan suatu kebenaran dari rumus pondasi keikhlasan yang prima tersebut dalam kehidupannya.
d. Â Jika kita berbuat untuk pondok hingga maju, insya Allah kita juga maju. Ibarat naik mobil, jika mobilnya ke Ponorogo kita juga ikut ke Ponorogo. Jika kita mengendarai mobil sampai ke Jakarta maka otomatis kita juga ikut ke sana.
Contoh dari tindak tutur Representatif (Menunjukkan)
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur representatif dikarenakan tindak tutur tersebut mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Dalam penggalan "Jika kita berbuat untuk pondok hingga maju, insya Allah kita juga maju. Ibarat naik mobil, jika mobilnya ke Ponorogo kita juga ikut ke Ponorogo. Jika kita mengendarai mobil sampai ke Jakarta maka otomatis kita juga ikut ke sana." Tuturan tersebut menunjukkan suatu kebenaran, maka kalimat yang berarti menunjukkan sesuatu itu masuk ke dalam jenis tindak tutur representatif (representatif-menunjukkan). Kalimat tersebut mengungkapkan suatu petunjuk akan kebenaran atas apa yang diujarkannya disetai adanya contoh dari petunjuk yang diarahkannya, maka seorang mitra tutur tentu saja akan menerima kalimat yang menunjukkan suatu artian tersebut.
3.6 Â Tindak Tutur Direktif
Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan tersebut. Jenis tuturan ini adalah : Memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memberi aba-aba. Berikut ini adalah salah satu contoh penggunaan tindak tutur Direktif dalam Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan" :
a. Â Perjuangan tersebut hendaknya dilaksanakan untuk membela dan membantu Pondok ini dimanapun kita berada.
Contoh dari tindak tutur Direktif (Menyarankan)
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur direktif dikarenakan tuturan yang maksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan tersebut. Dalam penggalan "Perjuangan tersebut hendaknya dilaksanakan untuk membela dan membantu Pondok ini dimanapun kita berada." Tuturan tersebut menunjukkan suatu saran yang memengaruhi mitra tutur untuk melakukannya, maka tuturan ini termasuk kedalam jenis tindak tutur direktif (direktif-menyarankan). Kalimat tersebut mengungkapkan suatu saran kebaikan yang mungkin dapat mempengaruhi mitra tutur. Mitra tutur yang mendengar ujaran tersebut mungkin saja akan melakukan tindakan dari tuturan tersebut secara sengaja maupun tidak sengaja, karena kalimat tersebut merupakan suatu saran yang dapat diterima ataupun tidak.
b. Â Teruslah berbuat baik secara sungguh-sungguh meski dengan segala kekurangan dari kita dan aib yang kita miliki. Selalu all out dalam melakukan semua hal baik untuk pribadi kita, keluarga kita, maupun Pondok ini.
Contoh dari tindak tutur Direktif (Mengajak)
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur direktif dikarenakan tuturan yang maksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan tersebut. Dalam penggalan "Teruslah berbuat baik secara sungguh-sungguh meski dengan segala kekurangan dari kita dan aib yang kita miliki. Selalu all out dalam melakukan semua hal baik untuk pribadi kita, keluarga kita, maupun Pondok ini." Tuturan tersebut menunjukkan suatu kalimat ajakan yang memengaruhi mitra tutur untuk melakukannya, maka tuturan ini termasuk kedalam jenis tindak tutur direktif (direktif-mengajak). Kalimat tersebut mengungkapkan suatu ajakan agar mitra tutur terus berbuat kebaikan, kalimat tersebut diungkapkan guna mempengaruhi mitra tutur agar tidak goyah. Mitra tutur yang mendengar ujaran tersebut mungkin saja akan melakukan tindakan dari tuturan tersebut secara sengaja maupun tidak sengaja, karena kalimat tersebut merupakan suatu ajakan yang dapat dilakukan saat ini juga ataupun dilakukan di lain waktu sesuai kehendak dari seorang mitra tutur tersebut.
c. Â Jadi berbuatlah untuk pondok lillah dengan kemampuan puncakmu sehingga Pondok ini makin maju, insya Allah Kamu juga akan berkembang dan maju penuh berkah.
Contoh dari tindak tutur Direktif (Mengajak)
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur direktif dikarenakan tuturan yang maksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan tersebut. Dalam penggalan "Jadi berbuatlah untuk pondok lillah dengan kemampuan puncakmu sehingga Pondok ini makin maju, insya Allah Kamu juga akan berkembang dan maju penuh berkah."Â Tuturan tersebut menunjukkan suatu kalimat ajakan yang memengaruhi mitra tutur untuk melakukannya, maka tuturan ini termasuk kedalam jenis tindak tutur direktif (direktif-mengajak). Kalimat tersebut mengungkapkan suatu ajakan agar mitra tutur terus berbuat kebaikan, kalimat tersebut diungkapkan guna mempengaruhi mitra tutur agar tidak goyah. Mitra tutur yang mendengar ujaran tersebut mungkin saja akan melakukan tindakan dari tuturan tersebut secara sengaja maupun tidak sengaja, karena kalimat tersebut merupakan suatu ajakan yang dapat dilakukan saat ini juga ataupun dilakukan di lain waktu sesuai kehendak dari seorang mitra tutur tersebut.
3.7 Â Tindak Tutur Komisif
Tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Jenis tuturan ini adalah: Berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan. Berikut ini adalah salah satu contoh penggunaan tindak tutur Komisif dalam Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan" :
a. Â Dengan perjuangan dan tekad yang kuat, maka dibangunlah kampus 2 Gontor, kampus 3 dan seterusnya. Insya Allah semua kampus Gontor akan maju dan terus berkembang dengan sistem dan orientasi yang sama.
Contoh dari tindak tutur Komisif (Menyatakan Kesanggupan)
Penggalan naskah berikut merupakan contoh dari tindak tutur komisif dikarenakan tuturan yang maksudkan penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan dalam tuturannya tersebut. Dalam penggalan "Dengan perjuangan dan tekad yang kuat, maka dibangunlah kampus 2 Gontor, kampus 3 dan seterusnya. Insya Allah semua kampus Gontor akan maju dan terus berkembang dengan sistem dan orientasi yang sama." Tuturan tersebut menunjukkan suatu kalimat yang menyatakan kesanggupan  dari seorang penutur yang ditunjukkan kepada mitra tuturnya, maka tuturan ini termasuk kedalam jenis tindak tutur komisif (komisif-menyatakan kesanggupan). Kalimat tersebut mengungkapkan suatu kesanggupan yang akan diterima oleh mitra tutur, disertai dengan kalimat upaya lainnya yang akan menambah kesanggupan seorang mitra tutur.
SIMPULAN
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tindak tutur merupakan suatu bahasa yang dapat dipahami dengan baik jika sejalan dengan situasi dan konteks bahasa tersebut. Tindak tutur adalah kegiatan menggunakan bahasa kepada pasangan yang menggunakan bahasa tersebut untuk menyampaikan sesuatu. Tuturan juga dapat dikatakan bermakna, jika dilakukan atau direalisasikan dalam komunikasi. Makna yang disampaikan tidak hanya berdasarkan penggunaan bahasa dalam suatu percakapan, tetapi juga dapat ditentukan oleh aspek komunikasi yang kompleks, termasuk aspek kontekstual komunikasi.
Berdasarkan hasil analisis terhadap data penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini ditemukan jenis-jenis tindak tutur dalam bacaan Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan".
Jenis-jenis tindak tutur yang ditemukan pada bacaan Tausiyah "Keikhlasan dalam Perjuangan" adalah tindak tutur konstatif, tutur lokusi, tutur ilokusi, tutur perlokusi, tutur representatif, tutur direktif, dan tindak tutur komisif. Beberapa tuturan tersebut memiliki fungsi berbeda-beda sesuai dengan tuturan yang diucapkan penuturnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi MA. (2018, Dzulqa'dah. 2006, november 6). Keikhlasan dalam perjuangan. Majalah Gontor, 4/XVI, hal 18 tausiyah.
Nababan. 1997. Ilmu Pragmatik, Teori, dan Penerapannya. Jakarta: Depdikbud
Aida Nurazizah. Semester Genap 2021/2022. PPT Jenis-Jenis Tindak Tutur. Semarang
Fenda Dina Ps. 2011. Tindak Tutur dan Fungsi Tuturan. Surabaya: Duta wacana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H