Mohon tunggu...
Feyza Athiya Diwanov
Feyza Athiya Diwanov Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menuangkan ide dan hasil imajinasi ke dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertemuan

10 November 2023   19:24 Diperbarui: 10 November 2023   19:25 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namaku Anantya Nayanika..
Latar keluargaku buruk,  ayahku difitnah melakukan kasus pemerkosaan karena para pria pria bejat itu tidak ingin masuk ke dalam jeruji besi,  hingga menuduh orang yang tidak bersalah dan menyalahkan orang lain yang mempunyai penyakit mental agar tidak bisa membela dirinya sendiri. hal itu membuatku terpuruk.  
Lalu aku hanya tinggal dengan ibuku.

Hingga pada suatu malam aku sudah menerima semuanya, dan mulai membuka lembar baruku.
Malam itu terasa berbeda, ketika aku menatap langit di jendela kamarku,  seakan akan matahari dan bulan menari nari, tertawa terbahak bahak seperti menghiburku dan mungkin aku menjadi saksinya kala itu. Hatiku lebih terang dari sinar bintang malam itu.
Tak lama kemudian aku membayangkan semua hal indah maupun duka hari ini dan berharap esok menjadi hari paling bahagia dihidupku.
Hingga kemudian aku larut dalam bayang bayang fiksi yang kubuat sendiri,  namun saat itu semua terasa nyata.

Lalu aku merasa terbawa dalam dunia berbeda, dunia itu seperti dongeng fiksi yang penuh kehangatan, bertemu dengan seseorang dengan tarikan senyum yang khas, saat berkenalan ia berbeda dengan manusia lainnya, dia unik..
Namanya Elang Martanagara...

" Hai, boleh kita berkenalan?, Namaku Elang Martanagara." Ucap Elang
" Ya, namaku Anantya Nayanika" Ujar Anantya.
"Apakah kamu tahu tempat apakah ini?" Tanya Anantya.
"Tempat ini akan membawamu tersenyum lebar, bersamaku."
"Tunggu bukankah kita baru saja kenal." Anantya kebingungan.
"Ingat kata kuncinya, nanti kita tersenyum bersama, hanya kamu dan aku."

Tentu hal itu membuatku kikuk dan penasaran apa yang Elang maksud, namun semuanya terjawab dihari hari berikutnya, tepat dihari ulang tahunku pada 3 November mendatang.

Setelah itu,  aku menghabiskan waktuku menari,  bernyanyi,  tertawa,  dan hari itu semua terasa sangat bersemangat..
Aku mampu menatap langit bersamanya, dibawah rerumputan kala senja, ditemani dua kelinci kecil yang Elang berikan untukku.
Dibelainya rambutku dengan sapuan halus tangan milik Elang Martanagara.
"apakah kamu tahu mengapa sekarang bimasakti dan andromeda berada dalam satu jalur. " tanya Elang.
"karena mereka akan bertabrakan suatu saat. "
"sebenarnya,  mereka sama seperti kita yang nantinya akan bersama dalam satu pandangan dan melebur menjadi satu kesatuan. " ucap Elang.

Prok, Prok, Prok..
"ehmm, inikah seorang Pujangga?"
Senyum tipis Anantya berhasil menembus kilau mata Elang...

Hari itu berjalan sangat sempurna...
Namun siapa yang sangka, Elang tinggal disana bersama bundanya,  ia bernama Mandala teonna..
Suatu hari Elang memperkenalkanku dengan bundanya..

Di Rumah tepi Sungai itu, terdapat Rumah milik Elang.  Rumah itu sangat indah..
Sesampainya di depan pintu, aku ragu untuk masuk, sebab tatapan sinis bunda yang sudah menyambutku...

" bundaa,  Elang pulang.. "
"Elang membawa seseorang untuk bundaa,  namanya Anantya Nayanika"
Bunda hanya terdiam dengan tatapan sinisnya..
Aku mencoba mengajaknya berkomunikasi..

"bunda, perkenalkan namaku Anantya"
Akhirnya bunda buka suara..


"bunda tidak akan menerima seseorang yang memiliki status keji sepertimu. Bukankah kamu Putri tunggal dari Elnino, cleaning service di pabrik PT. Sumber Abadi yang dipenjara atas tuduhan pemerkosaan?"
Aku hanya bisa terdiam dan kecewa...
"Bun, Anantya tidak seperti itu.  Dia tidak terseret dalam kasus ayahnya!"
"dan ayah dari Anantya bukan orang normal, ia memiliki mental yang tidak normal,  ayahnya hanya difitnah, pelaku sebenarnya bukan Elnino bun. " kata elang.

Bunda hanya terdiam, tanpa bicara.
Seketika anantya meninggalkanku dan bunda, lalu berlari entah kemana. Terlihat matanya sudah sayu dan siap meneteskan rintik hujan.
Aku mengejarnya, dan untunglah aku mengetahui tempat favoritnya, di Rumah pohon itu ia meluapkan tangisnya.

"maafkan bundaku ya,  mungkin ia tidak mengetahui fakta yang sebenarnya,  tolong jangan bersedih ya. " Elang juga terbawa dalam kesedihan.
"ya, aku tidak apa apa,  mungkin ini memang konsekuensinya untukku." gumam Anantya.

di hari berikutnya bunda menemuiku di Rumah pohon, aku tidak tahu apa yang terjadi.
Namun ternyata,  Elang adalah memang seseorang yang mampu meluluhkan hati siapapun yang berada didekatnya.


"nak,  bunda minta maaf ya..
Selama ini bunda hanya memandang sebelah mata, tanpa melihat fakta yang sebenarnya." gumam bunda dengan senyum tipisnya.
"ya bun.  aku mengerti kok, kini aku sudah bisa menerima semuanya. Dan aku sudah bisa berdamai dengan keadaan. "
Lalu aku disambut dengan pelukan hangat bunda,  dan aku hanya bisa memejamkan mata sembari menangis haru.
Dalam hatiku hanya berpikir bahwa ternyata masih ada kepedulian dihati orang lain terhadapku.

Entah ada apa, malam nanti,  Bunda memintaku bertemu Elang di taman bunga lavender,  dekat sungai.
Sesampainya disana kutemukan, secarik kertas yang berisi (lurus ke arah depan, ikuti lilin yang menyala ). 

Kubawa langkahku kesana dan kutemukan seorang pria membawa sebongkah bunga sembari memberiku boneka beruang yang kunantikan sejak lama.

dengan senyumnya yang khas, ia mengatakan satu kalimat,  yaitu.
"ingat di awal kita bertemu?"
"sesuai janjiku.  tepat pada 3 November, semuanya akan terwujud, yakni Aku dan Kamu menjadi KITA. "
dan tentunya,  Elang berhasil membuatku kembali percaya bahwa ada sosok pangeran yang kini membuatku kembali tersenyum..

SELESAI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun