"bunda tidak akan menerima seseorang yang memiliki status keji sepertimu. Bukankah kamu Putri tunggal dari Elnino, cleaning service di pabrik PT. Sumber Abadi yang dipenjara atas tuduhan pemerkosaan?"
Aku hanya bisa terdiam dan kecewa...
"Bun, Anantya tidak seperti itu. Â Dia tidak terseret dalam kasus ayahnya!"
"dan ayah dari Anantya bukan orang normal, ia memiliki mental yang tidak normal, Â ayahnya hanya difitnah, pelaku sebenarnya bukan Elnino bun. " kata elang.
Bunda hanya terdiam, tanpa bicara.
Seketika anantya meninggalkanku dan bunda, lalu berlari entah kemana. Terlihat matanya sudah sayu dan siap meneteskan rintik hujan.
Aku mengejarnya, dan untunglah aku mengetahui tempat favoritnya, di Rumah pohon itu ia meluapkan tangisnya.
"maafkan bundaku ya, Â mungkin ia tidak mengetahui fakta yang sebenarnya, Â tolong jangan bersedih ya. " Elang juga terbawa dalam kesedihan.
"ya, aku tidak apa apa, Â mungkin ini memang konsekuensinya untukku." gumam Anantya.
di hari berikutnya bunda menemuiku di Rumah pohon, aku tidak tahu apa yang terjadi.
Namun ternyata, Â Elang adalah memang seseorang yang mampu meluluhkan hati siapapun yang berada didekatnya.
"nak, Â bunda minta maaf ya..
Selama ini bunda hanya memandang sebelah mata, tanpa melihat fakta yang sebenarnya." gumam bunda dengan senyum tipisnya.
"ya bun. Â aku mengerti kok, kini aku sudah bisa menerima semuanya. Dan aku sudah bisa berdamai dengan keadaan. "
Lalu aku disambut dengan pelukan hangat bunda, Â dan aku hanya bisa memejamkan mata sembari menangis haru.
Dalam hatiku hanya berpikir bahwa ternyata masih ada kepedulian dihati orang lain terhadapku.
Entah ada apa, malam nanti, Â Bunda memintaku bertemu Elang di taman bunga lavender, Â dekat sungai.
Sesampainya disana kutemukan, secarik kertas yang berisi (lurus ke arah depan, ikuti lilin yang menyala ).Â
Kubawa langkahku kesana dan kutemukan seorang pria membawa sebongkah bunga sembari memberiku boneka beruang yang kunantikan sejak lama.
dengan senyumnya yang khas, ia mengatakan satu kalimat, Â yaitu.
"ingat di awal kita bertemu?"
"sesuai janjiku. Â tepat pada 3 November, semuanya akan terwujud, yakni Aku dan Kamu menjadi KITA. "
dan tentunya, Â Elang berhasil membuatku kembali percaya bahwa ada sosok pangeran yang kini membuatku kembali tersenyum..
SELESAI