Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pengamanan Pelantikan Jokowi, Bentuk Saling Tak Percaya

20 Oktober 2019   07:30 Diperbarui: 20 Oktober 2019   07:45 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pihak keamanan sepertinya berkaca pada kejadian unjuk rasa Mahasiswa dan pelajar di akhir September lalu yang berlangsung anarkis yamg berujung pada pengrusakan berbagai fasilitas umum.

Normalnya unjuk rasa tak akan pernah terjadi jika situasinya baik-baik saja, seharusnya supaya unjuk rasa itu  tak terjadi ya selesaikan hulu masalahnya, unjuk rasa kan hilir dari sebuah masalah.

Unjuk rasa akhir-akhir ini kan lebih banyak banyak dipicu oleh rencana penerapan kebijakan baru, mulai dari UUKPK hingga RKUHP. Yang prosesnya dianggap mencurigakan karena keluar dari azas-azas kepatutan dalam membuat undang-undang.

Khusus untuk UUKPK sebagian materinya pun dianggap melemahkan fungsi KPK dalam menindak para pelaku korupsi. Harapan masyarakat terhadap Presiden pun untuk segera membatalkan UUKPK melalui Perppu KPK belum terpenuhi.

Masyarakat merasa ditelikung oleh oligarki politik karenanya, yang kemudian menimbulkan ketidak percayaan pada institusi yang ada sehingga akhirnya mereka merasa harus turun ke jalan untuk menyampaikan pendapatnya agar didengar.

Disisi lain pemerintah melalui pihak keamanan pun seperti tak mempercayai masyarakat, bahwa yang disampaikan melalui aksinya tersebut semata-mata untuk kebaikan negeri ini.

Ya saling tak percaya ini membuat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang seharusnya di isi dengan kegembiraan dan rasa syukur, menjadi terasa mencekam dengan tingkat pengamanan super ketat seperti ini.

Lembaga Amnesty International mengamini hal ini. Menurut Direktur Eksekutifnya Usman Hamid menyatakan bahwa pengamanan pelantikan Jokowi berlebihan.

"Hari ini, dia dikelilingi oleh pengamanan yang berlebihan. Suatu pengamanan yang menurut saya hanya cocok untuk pemimpin yang bukan negarawan, tapi mereka yang dilantik untuk memegang kekuasaan besar dengan nyali dan mental yang kecil," ujar Usman, Sabtu (19/10/19) seperti yang dikutip dari CNNIndonesia.com.

Rasanya harus ada perbaikan komunikasi antara pemerintah dan rakyatnya agar rasa saling percaya bisa kembali terjalin dengan baik, tak seperti sekarang, keduanya penuh rasa curiga.

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun