Pihak keamanan sepertinya berkaca pada kejadian unjuk rasa Mahasiswa dan pelajar di akhir September lalu yang berlangsung anarkis yamg berujung pada pengrusakan berbagai fasilitas umum.
Normalnya unjuk rasa tak akan pernah terjadi jika situasinya baik-baik saja, seharusnya supaya unjuk rasa itu  tak terjadi ya selesaikan hulu masalahnya, unjuk rasa kan hilir dari sebuah masalah.
Unjuk rasa akhir-akhir ini kan lebih banyak banyak dipicu oleh rencana penerapan kebijakan baru, mulai dari UUKPK hingga RKUHP. Yang prosesnya dianggap mencurigakan karena keluar dari azas-azas kepatutan dalam membuat undang-undang.
Khusus untuk UUKPK sebagian materinya pun dianggap melemahkan fungsi KPK dalam menindak para pelaku korupsi. Harapan masyarakat terhadap Presiden pun untuk segera membatalkan UUKPK melalui Perppu KPK belum terpenuhi.
Masyarakat merasa ditelikung oleh oligarki politik karenanya, yang kemudian menimbulkan ketidak percayaan pada institusi yang ada sehingga akhirnya mereka merasa harus turun ke jalan untuk menyampaikan pendapatnya agar didengar.
Disisi lain pemerintah melalui pihak keamanan pun seperti tak mempercayai masyarakat, bahwa yang disampaikan melalui aksinya tersebut semata-mata untuk kebaikan negeri ini.
Ya saling tak percaya ini membuat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang seharusnya di isi dengan kegembiraan dan rasa syukur, menjadi terasa mencekam dengan tingkat pengamanan super ketat seperti ini.
Lembaga Amnesty International mengamini hal ini. Menurut Direktur Eksekutifnya Usman Hamid menyatakan bahwa pengamanan pelantikan Jokowi berlebihan.
"Hari ini, dia dikelilingi oleh pengamanan yang berlebihan. Suatu pengamanan yang menurut saya hanya cocok untuk pemimpin yang bukan negarawan, tapi mereka yang dilantik untuk memegang kekuasaan besar dengan nyali dan mental yang kecil," ujar Usman, Sabtu (19/10/19) seperti yang dikutip dari CNNIndonesia.com.
Rasanya harus ada perbaikan komunikasi antara pemerintah dan rakyatnya agar rasa saling percaya bisa kembali terjalin dengan baik, tak seperti sekarang, keduanya penuh rasa curiga.
Sumber