Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Apakah Musik Dangdut Budaya Indonesia?

12 Oktober 2019   12:23 Diperbarui: 12 Oktober 2019   14:52 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Medcom.id

Dalam tulisannya tersebut, Putu menerangkan bahwa lagu Boneka India yang dinyanyikan Ellya Khadam merupakan campuran antara Melayu,India,dan irama dang-ding-dut, yang diringkas kemudian menjadi "dangdut".

Sejak itu Tempo selalu menyebut Orkes Melayu menjadi dangdut dalam setiap artikel yang diterbitkannya.

Namun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa Rhoma Irama-lah yang  pertama kali mengucapkan istilah musik melayu ini menjadi dangdut. 

Saat ia menulis dan menyanyikan lagu yang kita kenal sekarang dengan judul lagu "Terajana". Lagu yang diciptakannya sekitar tahun 1970 setahun sebelum Majalah Tempo terbit. Awalnya lagu Terajana ini sempat disebut lagu "dangdut" oleh Rhoma, saat ia menggelar pertunjukan di pertengahan 1970.

Kata Dangdut kemudian masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) meskipun kita tak tahu kapan persisnya masuk ke dalam kamus acuan kata dalam Bahasa Indonesia.

Yang jelas dalam KBBI edisi III tahun 2002, disitu tertulis, Dangdut adalah; 

"jenis irama musik yang ditandai pukulan tetap bunyi gendang rangkap, yang memberikan bunyi dang pada hitungan ke-4, dan dut pada hitungan ke-1 dari birama berikut."

Dalam perjalanannya kemudian, musik dangdut, seperti halnya karakteristik sebuah budaya terus mengalami perkembangan dan mulai beasimilasi dengan genre musik lain.

Pada tahun 70-an Rhoma Irama merupakan salah satu motor evolusi musik dangdut pada periode ini. Ia seperti coba menggabungkan dangdut dengan genre musik hardrock dan sedikit funk.

Menurut peneliti Seni Pertunjukan  Asia Tenggara asal University of Connecticut Amerika Serikat, Prof. Matthew Isaac Cohen. Rhoma Irama saat itu mencampurkan komposisi musiknya dengan sentuhan perkusi John Bonham dari Led Zeppelin dalam lagu "Pertemuan" atau sayatan gitar Ritchie Blackmore dalam lagu "Ghibah".

Memasuki tahun 80-an dan 90-an, walaupun Rhoma Irama masih sangat berpengaruh, namun karena alasan politis khas jaman Orde Baru. Ia tak memiliki kesempatan untuk mengisi acara-acara di televisi.

Nah masuklah kemudian musisi-musisi dangdut seperti Meggi.Z, Camelia Malik, Mansyur. S, Elvi Sukaesih, Muchsin Alatas dan beberapa pedangdut lainya kerap mengisi acara-acara musik di TV sehingga mereka mencapai puncak popularitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun