Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebudayaan di Indonesia Jangan Dilestarikan

29 September 2019   11:20 Diperbarui: 29 September 2019   11:51 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal); diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris yaitu culture dan bahasa Latin cultura.

Tidak ada budaya yang murni. Kebudayaan adalah hasil kesepakatan sekelompok orang di suatu ruang hidup bersama. Saat ini, dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi serta makin berkembangnya sistem transportasi, ruang hidup manusia makin saling beririsan

Hampir dapat dipastikan tak ada budaya yang terkungkung dalam cangkangnya sendiri. Semua praktik budaya merupakan hasil pencampuran dan pertemuan masyarakat dari budaya lain.

Musik Keroncong contohnya akarnya berasal dari Fado, tembang budak di Afrika Barat, digabungkan dengan Moresco, sebuah tarian milik imigran suku Moor di wilayah Magribi, Afrika Utara.

Keduanya kemudian berkembang di Portugis, oleh bangsa Portugis yang saat itu sedang mengembangkan daerah jajahan dibawa keliling dunia. Di setiap persinggahannya Keroncong yang saat itu belum dinamakan demikian, di perkaya dengan berbagai unsur daerah persinggahannya tersebut.

Sampai Nusantara melalui pintu masuk Batavia, musik yang saat itu masih belum bernama tersebut, berkembang dan banyak dimainkan. Akhirnya di Indonesia inilah musik yang  kita kenal sekarang dengan nama "keroncong" itu dinamai keroncong.

Begitulah contoh sebuah kebudayaan terbentuk, dengan serapan-serapan berbagai budaya lain. Dapat dipastikan kebudayaan akan terus berkembang dan berubah seiring zaman, sehingga melestarikan saja tak akan cukup.

Pelestarian hanya akan efektif dalam masyarakat yang statis, seragam, dan tertutup dari pemgaruh luar. Nyatanya, Indonesia terbentuk dari keberagaman. Kita juga sebagai bangsa akrab dengan kebudayaan bangsa lain.

Nyaris setiap hari budaya baru terus bermunculan, lantas berdampingan dengan budaya lama. Jika kita tak responsif benturan bisa saja terjadi. Apalagi jika kita hanya bergerak pada kelestariannya saja. Alih-alih hanya dilestarikan budaya juga harus dikembangkan, agar bisa beradaptasi dengan zaman.

Pada dasarnya, kebudayaan lahir sebagai upaya pemenuhan kebutuhan manusia. Ketika kebutuhan manusia berubah atau bertambah, maka pemaknaan masyarakat atas kebudayaannya turut berubah.

Seiring berkembangnya zaman, suatu unsur kebudayaan bisa memiliki nilai atau makna baru, bisa saja sifatnya beriringan dengan makna lama, kadang menggantikan atau bisa juga memperkaya kebudayaan lama.

Menyadari hal tersebut, tepatlah rasanya bila kebudayaan di Indonesia tak cukup hanya di lestarikan namun harus dikembangkan. Masyarakat pun harus mulai menyadari tak cukup berkata sesuai pakem kebudayaan yang sudah ada.

Apabila sebuah kebudayaan mau lestari harus mampu beradaptasi dengan zaman. 

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun