Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal); diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris yaitu culture dan bahasa Latin cultura.
Tidak ada budaya yang murni. Kebudayaan adalah hasil kesepakatan sekelompok orang di suatu ruang hidup bersama. Saat ini, dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi serta makin berkembangnya sistem transportasi, ruang hidup manusia makin saling beririsan
Hampir dapat dipastikan tak ada budaya yang terkungkung dalam cangkangnya sendiri. Semua praktik budaya merupakan hasil pencampuran dan pertemuan masyarakat dari budaya lain.
Musik Keroncong contohnya akarnya berasal dari Fado, tembang budak di Afrika Barat, digabungkan dengan Moresco, sebuah tarian milik imigran suku Moor di wilayah Magribi, Afrika Utara.
Keduanya kemudian berkembang di Portugis, oleh bangsa Portugis yang saat itu sedang mengembangkan daerah jajahan dibawa keliling dunia. Di setiap persinggahannya Keroncong yang saat itu belum dinamakan demikian, di perkaya dengan berbagai unsur daerah persinggahannya tersebut.
Sampai Nusantara melalui pintu masuk Batavia, musik yang saat itu masih belum bernama tersebut, berkembang dan banyak dimainkan. Akhirnya di Indonesia inilah musik yang  kita kenal sekarang dengan nama "keroncong" itu dinamai keroncong.
Begitulah contoh sebuah kebudayaan terbentuk, dengan serapan-serapan berbagai budaya lain. Dapat dipastikan kebudayaan akan terus berkembang dan berubah seiring zaman, sehingga melestarikan saja tak akan cukup.
Pelestarian hanya akan efektif dalam masyarakat yang statis, seragam, dan tertutup dari pemgaruh luar. Nyatanya, Indonesia terbentuk dari keberagaman. Kita juga sebagai bangsa akrab dengan kebudayaan bangsa lain.
Nyaris setiap hari budaya baru terus bermunculan, lantas berdampingan dengan budaya lama. Jika kita tak responsif benturan bisa saja terjadi. Apalagi jika kita hanya bergerak pada kelestariannya saja. Alih-alih hanya dilestarikan budaya juga harus dikembangkan, agar bisa beradaptasi dengan zaman.
Pada dasarnya, kebudayaan lahir sebagai upaya pemenuhan kebutuhan manusia. Ketika kebutuhan manusia berubah atau bertambah, maka pemaknaan masyarakat atas kebudayaannya turut berubah.
Seiring berkembangnya zaman, suatu unsur kebudayaan bisa memiliki nilai atau makna baru, bisa saja sifatnya beriringan dengan makna lama, kadang menggantikan atau bisa juga memperkaya kebudayaan lama.
Menyadari hal tersebut, tepatlah rasanya bila kebudayaan di Indonesia tak cukup hanya di lestarikan namun harus dikembangkan. Masyarakat pun harus mulai menyadari tak cukup berkata sesuai pakem kebudayaan yang sudah ada.
Apabila sebuah kebudayaan mau lestari harus mampu beradaptasi dengan zaman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H