Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ternyata Benar, Yayasan Lentera Anak Mendapatkan Dana dari Bloomberg

11 September 2019   15:46 Diperbarui: 11 September 2019   16:13 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali ke Yayasan Lentera Anak, mereka merupakan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)  yang bergerak dalam bidang perlindungan anak serta mengembangkan program dan serangkaian kegiatan kajian dan advokasi kebijakan yang berpihak kepada anak, kampanye perlindungan anak, meningkatkan partispasi masyarakat demi terwujudnya Indonesia sebagai Negara demokrasi yang ramah anak. 

Terlihat seperti tak ada urusannya dengan masalah produk tembakau, namun YLA concern terhadap jumlah perokok usia anak-anak yang kian bertambah, menurut data Kementerian Kesehatan, tahun 2018 jumlah perokok anak naik, 9,1% dibanding tahun sebelumnya yang hanya 5% saja. Nah atas dasar itulah mereka mulai bergerak di advokasi perokok anak.

Selain YLA, menurut data dari tobaccocontrolgrants.org, terdapat 57 lembaga dari berbagai entitas yang menikmati uang segar yang diberikan oleh Bloomberg, sejak tahun 2006 Bloombergs Initiave care di inisiiasi oleh Michael. R. Bloomberg yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia pemiliki kerajaan bisnis media, Bloomberg. 

Ia berkomitmen akan menggelontorkan dana sebesar US$ 1 Milyar, untuk mendukung dan mengurangi penggunaan tembakau di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Melalui Bloomberg Philanthropies inisiatif ini akan terus dilakukan dengan mendukung berbagai organisasi pengontrol tembakau dan di negara berpenghasilan rendah dan menegah seperti Indonesia hingga tahun 2022.

Rasanya ini seperti perang dua raksasa dengan anak sebagai trophy-nya, dan produk-produk tembakau sebagai medianya. 

Sumber: 1 2 3 4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun