Kembali ke Yayasan Lentera Anak, mereka merupakan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Â yang bergerak dalam bidang perlindungan anak serta mengembangkan program dan serangkaian kegiatan kajian dan advokasi kebijakan yang berpihak kepada anak, kampanye perlindungan anak, meningkatkan partispasi masyarakat demi terwujudnya Indonesia sebagai Negara demokrasi yang ramah anak.Â
Terlihat seperti tak ada urusannya dengan masalah produk tembakau, namun YLA concern terhadap jumlah perokok usia anak-anak yang kian bertambah, menurut data Kementerian Kesehatan, tahun 2018 jumlah perokok anak naik, 9,1% dibanding tahun sebelumnya yang hanya 5% saja. Nah atas dasar itulah mereka mulai bergerak di advokasi perokok anak.
Selain YLA, menurut data dari tobaccocontrolgrants.org, terdapat 57 lembaga dari berbagai entitas yang menikmati uang segar yang diberikan oleh Bloomberg, sejak tahun 2006 Bloombergs Initiave care di inisiiasi oleh Michael. R. Bloomberg yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia pemiliki kerajaan bisnis media, Bloomberg.Â
Ia berkomitmen akan menggelontorkan dana sebesar US$ 1 Milyar, untuk mendukung dan mengurangi penggunaan tembakau di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Melalui Bloomberg Philanthropies inisiatif ini akan terus dilakukan dengan mendukung berbagai organisasi pengontrol tembakau dan di negara berpenghasilan rendah dan menegah seperti Indonesia hingga tahun 2022.
Rasanya ini seperti perang dua raksasa dengan anak sebagai trophy-nya, dan produk-produk tembakau sebagai medianya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H