Kemudian bikinlah program terkait menu tersebut, misalnya lomba desain menu  Garuda, mungkin ini akan menjadi promosi positif bagi Garuda, bukan malah melakukan unforced error seperti ini.
Bisnis penerbangan kan bisnis services menjadi basisnya seperti yang dikatakan oleh Direktur Aviatry, Zeva Nalendra " airline ini adalah bisnis services hospitality dan pelayanan adalah dasarnya, seperti bisnis hotel dan restoran, customer is king walaupun bukan berarti customer selalu benar." Katanya.
GIAA pastinya sudah memahami ini semua sebagai salah satu maskapai tertua sekaligus flagship yang membawa nama baik Indonesia keseluruh dunia. Namun sayang sikapnya tidak mencerminkan itu. Garuda seolah sedang gamang, berdiri dipersimpangan memilih jalan yang harus ditempuh. Â
Garuda jangan menjadi arogan hanya karena memiliki customer base yang loyal, sehingga berpikir "sing ada lawan" perbaikan dan perubahan ke arah positif harus terus dilakukan.Â
Ingat Garuda masih bisa bertahan dengan kondisi "hanya" seperti ini salah satunya karena pemerintah memproteksi industri airline domestik dari serbuan asing, jika proteksi itu dicabut, bukan tidak mungkin akan ambruk.
Rasanya Kementerian BUMN bisa memasukan Garuda ke dalam salah satu BUMN yang harus melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Agustus 2019 ini yang salah satu agendanya mengganti direksi, supaya manajemen perusahaan disegarkan lagi.
Ramainya masyarakat menanggapi dan memperhatikan masalah di Garuda ini kata Alvien Lee merupakan bentuk kecintaan rakyat Indonesia terhadap Maskapai penerbangan milik negara ini " kalau mereka tidak cinta ama Garuda, ya mereka akan cuek aja kan," ujarnya
Ya memang kami cinta Garuda, ayo berbenahlah.
Referensi.
Kompas.tv