Terus kok bisa sih indonesia masuk negara dengan rating invesment grade,nih penilaian salah satu lembaga ternama Fitch Rating sehingga indonesia layak menyandang negara dengan rating Invesment Grade:
- Perekonomian Indonesia dapat dikatakan stabil dengan prediksi tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi sekitar 5,1% pada 2017 dan 5,4% pada 2018.
- Indonesia memiliki ketahanan terhadap gangguan eksternal yang mungkin menimpa negara-negara berkembang lainnya. Contoh gangguan eksternal misalnya, larinya modal asing keluar Indonesia, bencana alam, ketidakstabilan politik dalam negri dan gangguan terrorisme.
- Naiknya jumlah cadangan devisa Indonesia. Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa Indonesia November 2017 tercatat USD 125,97 miliar.
- Defisit anggaran pemerintah pada level 2,7% dari GDP dan dipertahankan di bawah 3% dari GDP.
- Investasi publik mengalami momentum yang baik lewat pengeluaran infrastruktur, biaya pinjaman yang rendah dan implemetasi reformasi struktural.
- Risiko gagal bayar utang luar negri dari sektor perbankan masih dalam batas aman.
Tentu saja mereka melakukan penilaiannya melalui analisa yang mendalam dan komprehensif tidak ugal-ugalan. Jadi hampir bisa dapat dipastikan kondisi fundamental ekonomi indonesia dalam kondisi yang sangat baik. Walaupun masih belum sempurna tapi masih dalam koridor-koridor sangat baik.Â
Masih perlu perbaikan disisi defisit transaksi berjalan misalnya, menurut data dari Bank Indonesia, neraca transaksi berjalan Indonesia kuartal I tahun 2019 mengalami defisit sebesar 6, 96 milliar U$ Dollar, setara dengan 2,6 persen terhadap PDB, lebih dalam 0,59 persen dibanding dengan kuartal yang sama tahun 2018 yang sebesar 5,19 miliar U$ Dollar. Walau angka 2,6 persen masih dibawah batas aman yaitu 3 persen berbanding PDB.
Perlu bauran kebijakan moneter dari Bank Sentral terkait suku bunga agar rupiah tetap bisa terjaga dengan baik BI menurut Gubernurnya Perry Warjiyo akan menambah likuiditas di pasar arah kebijakan likuiditas tetap kami kendorkan. Likuiditas perbankan sudah kami lakukan injeksi melalui operasi moneter.Â
Secara keseluruhan kondisi likuiditas perbankan masih cukup. Kebijakan likuiditas kami arahkan pro-growth," terangnya. Ini dilakukan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui ekspor sekaligus diharapkan bisa menekan Current Account Defisit (CAD).
Tapi semua fakta dan data yang diuraikan itu tidak berarti apapun bagi oposisi, opini mereka tentang ekonomi Indonesia seluruhnya buruk bahkan ada saat dimana Capresnya melontarkan ujaran yang sangat tidak pantas terkait utang dan Kemenkeu yang merupakan pelaksana dan pengatur keuangan negara di Indonesia "Menurut saya, jangan disebut lagi Menteri Keuangan, tapi mungkin Menteri Pencetak Utang," ujar Prabowo.
Lucu aja, demi kekuasaan tega membohongi publik dengan cara seperti itu sebagai contoh salah seorang juru bicara BPN seorang dokter umum tapi merasa lebih ekonom dari seorang ekonom membandingkan utang pemerintah Jokowi dengan pemerintah-pemerintah sebelumnya minus Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Kemudian akibatnya loncatan data dari masa pemerintahan Megawati ke Jokowi angkanya menjadi sangat extrem bedanya dari Rp. 1.298 trliun di zaman pemerintah Megawati menjadi Rp. 4.395,9 triliun, padahal di tengah-tengah antara dua pemerintahan itu ada pemerintahan SBY selama 2 periode, inilah salah satu cara dari oposisi dalam hal ini penantang dalam pilpres dalam melakukan politisasi isu utang demi kekuasaan.
Dan sekarang kata 'UTANG" setelah pemungutan suara selesai, tidak terdengar lagi, semakin nyata utang pemerintah cuma jadi jualan buat kepentingan Pilpres saja, bukan tulus concern terhadap kondisi ekonomi negara. Kalo kata orang sunda "Jep Jempling Siga Gaang Katincak.