b. Penyebab Formal: Menelusuri penyebab perpajakan yang berkaitan dengan prosedur formal atau ketentuan hukum yang terkait, termasuk kesalahan pelaporan atau pengabaian aturan perpajakan.
c. Penyebab Efisien: Mengidentifikasi aktor atau entitas yang bertanggung jawab secara efektif atas pelanggaran perpajakan, seperti individu, perusahaan, atau lembaga keuangan.d. Penyebab Final: Menyelidiki motif atau tujuan di balik tindakan pelanggaran perpajakan, seperti keuntungan finansial atau penghindaran pajak.
3. Model Platon Melalui Lima Tahap Progress Jiwa Rasional:Â Model Platon tentang lima tahap progress jiwa rasional, yaitu Eikasia, Pistis, Dua Garis Membagi Dianoia, dan Noesis, dapat digunakan sebagai panduan dalam mengembangkan pendekatan yang sistematis untuk menemukan barang bukti dan alat bukti dalam audit. Namun, untuk kertas kerja audit, pendekatan yang lebih umum dan praktis adalah menggunakan tiga tahap berikut:
a. Visible World (Doxa atau Opini): Pada tahap ini, auditor mengumpulkan dan memeriksa informasi awal, termasuk dokumen, catatan, dan bukti yang tersedia secara terbuka dan mudah diakses.
b. Dua Garis Membagi:Â Pada tahap ini, auditor melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menyaring informasi yang relevan dari yang tidak relevan. Auditor mungkin perlu menerapkan teknik khusus, seperti wawancara, konfirmasi, atau analisis data, untuk menemukan barang bukti yang lebih signifikan.
c. Intelligible World (Episteme Knowledge): Tahap ini melibatkan pemahaman yang lebih mendalam dan sintesis informasi yang relevan yang telah ditemukan selama proses audit. Auditor menggabungkan bukti yang dikumpulkan dengan pengetahuan perpajakan yang komprehensif untuk mencapai kesimpulan dan membuat rekomendasi yang sesuai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H