a. Substansi (Essence):Â Mengidentifikasi dan memahami inti dari masalah yang sedang diselidiki dalam audit, termasuk permasalahan perpajakan yang relevan.
b. Kuantitas (Quantity): Menentukan jumlah dan volume barang bukti yang diperlukan dalam audit untuk mendukung kesimpulan dan temuan yang akurat.
c. Kualitas (Quality):Â Memastikan bahwa barang bukti yang ditemukan memiliki kualitas yang memadai, relevan, dan dapat dipercaya.
d. Hubungan (Relation):Â Mengidentifikasi hubungan antara barang bukti yang ada dan isu perpajakan yang sedang diselidiki dalam audit.
e. Waktu (Time): Menentukan rentang waktu dan periode yang relevan untuk pengumpulan barang bukti yang sesuai.
f. Tempat (Place): Mengidentifikasi lokasi atau sumber-sumber yang potensial untuk menemukan barang bukti terkait dengan masalah audit perpajakan.
g. Keadaan (Condition): Mengevaluasi kondisi barang bukti yang ditemukan, termasuk integritas, keotentikan, dan kemungkinan manipulasi.
h. Tindakan (Action): Menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengumpulkan, memeriksa, dan mengonfirmasi barang bukti yang relevan.
i. Pasal (Passion):Â Memahami motivasi atau tujuan di balik permasalahan perpajakan yang sedang diselidiki dan mengidentifikasi potensi kepentingan yang terlibat.
2. Model Empat Penyebab Aristotle: Model empat penyebab Aristotle dapat membantu dalam mengidentifikasi akar penyebab masalah perpajakan yang sedang diaudit. Dalam kertas kerja audit, penggunaan model ini akan membantu memfokuskan investigasi pada penyebab yang mendasari pelanggaran perpajakan. Berikut adalah contoh penerapan model empat penyebab:
a. Penyebab Material: Mengidentifikasi penyebab perpajakan yang berhubungan dengan substansi atau materi yang sedang diaudit, seperti transaksi, kebijakan perpajakan, atau ketidakpatuhan pajak.