Federasi renang dunia, FINA pun melakukan hal yang sama, meskipun mereka menetapkan kategori terbuka dalam berbagai kompetisi renang untuk mereka yang gendernya berbeda dengan jenis kelamin saat dilahirkan.
Namun demikian, ada pihak di dunia olahraga yang masih terkesan belum jelas sikapnya atas urusan transgender ini lantaran kompleksitas dan sensitivitas masalahnya.
jika kita baca dokumen Organisasi Penyelenggara Olimpiade (IOC) terkait atlet transgender, bahasanya rumit penuh istilah-istilah yang tak mudah dipahami awam.
Sebagai pribadi, dalam konteks olahraga saya sepakat dengan kebijakan baru Donald Trump terkait isu gender ini.
Ya, memang isu gender kelihatannya begitu sederhana di Indonesia, lantaran secara sosial budaya perhatiannya belum semasif di negara-negara barat.
But anyway, terlepas dari bungkus politik dan eksosistem sosial budaya, mungkin ada baiknya, jika pun harus dikompetisikan, atlet transgender harus bertanding dengan atlet transgender lainnya, jangan mengambil jatah atlet wanita, agar lebih berkeadilan dan sportif.
Penutup
Sebagai penutup, kita semua perlu menghormati apapun kebijakan Presiden Trump, termasuk dalam hal isu gender biner.
Sementara, isu transgender dalam olahraga harus dipahami sebagai masalah dengan kompleksitas tinggi  dan sensitif yang memerlukan pemahaman mendalam dari berbagai perspektif.Â
Tidak ada jawaban yang mudah atau solusi yang bisa diterima oleh semua pihak. Penting untuk mempertimbangkan hak-hak semua atlet, terutama atlet wanita maupun transgender, dan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil bagi semua orang.
Semua itu untuk memastikan bahwa olahraga tetap menjadi ajang yang adil dan kompetitif bagi semua orang, dengan berlandaskan fairness dan sportivitas
Selain itu, penting juga untuk diingat bahwa isu transgender bukan hanya tentang olahraga. Ini adalah masalah sosial yang lebih luas yang berkaitan dengan identitas, hak asasi manusia, dan kesetaraan.Â