Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

BI Pangkas Suku Bunga Acuan, Segini Proyeksi Kupon ORI027

21 Januari 2025   15:58 Diperbarui: 21 Januari 2025   18:17 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 13-14 Januari 2025 pekan lalu, memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen, menjadi 5,75 persen.

Meunurut BI, keputusan memangkas suku bunga acuan sebagai respon terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terkendali. 

Keputusan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Pengaruh Suku Bunga Acuan BI Terhadap Suku Bunga Perbankan dan Investasi

Keputusan menaikan atau menurunkan suku bunga acuan oleh bank sentral, sangat berpengaruh terhadap suku bunga di berbagai lembaga keuangan serta dunia investasi secara umum, termasuk dalam hal penetapan kupon atau imbal hasil instrumen investasi, terutama yang berjenis fixed income seperti Surat Berharga Negara (SBN) dan obligasi korporasi.

Dengan demikian, pemangkasan suku bunga acuan yang baru saja dilakukan BI, akan berpengaruh langsung terhadap penetapan kupon SBN ritel seri ORI027 yang rencananya akan ditawarkan ke publik oleh Pemerintah, mulai 27 Januari 2025 hingga 20 Februari 2025.

Meskipun dalam praktiknya, bukan hanya suku bunga acuan BI yang menjadi dasar pertimbangan pemerintah dalam menetapkan besaran kupon ORI027 atau SBN ritel lainnya.

Pertimbangan Dalam Menentukan Imbal Hasil SBN Ritel

Menurut keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu), ada empat hal lain yang menjadi dasar penetapan tingkat kupon SBN ritel, selain suku bunga acuan BI, yakni rata-rata suku bunga deposito di bank-bank besar nasional bertenor di atas 12 bulan, suku bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), tingkat yield atau imbal hasil SBN bertenor serupa di pasar, serta kondisi dan situasi ekonomi global dan domestik.

Berdasarkan catatan saya setelah melakukan riset sederhana dengan menelusuri situs resmi berbagai lembaga perbankan besar seperti Bank Mandiri, Bank BNI, BRI, BCA, dan sejumlah bank-bank yang masuk KBMI IV, tingkat suku bunga deposito bertenor di atas 12 bulan, berada di kisaran antara 2,1 persen hingga 3 persen.

Suku bunga penjaminan LPS untuk periode di awal tahun 2025 berada di level 4,25 persen.

Yield SBN dengan masa jatuh tempo 3 dan 6 tahun, yang menjadi tenor dua subseri ORI027 menurut data PHEI.Com, per hari ini 21 Januari 2025 menawarkan imbal hasil 6,8 persen untuk tenor 3 tahun dan 7,0 bagi yang bertenor 6 tahun.

Situasi ekonomi dunia suka tidak suka, akan mengacu pada berbagai Kebijakan ekonomi Presiden Trump yang baru saja dilantik.

Pemerintahan Trump yang cenderung proteksionis, dapat menciptakan fluktuasi yang sangat tinggi di pasar keuangan global, dan sangat berpengaruh terhadap meningkatnya yield obligasi secara keseluruhan.

Belum lagi, jika berbicara masalah potensi perang dagang antara AS dan China yang kemungkinan terus berlanjut.

Hal tersebut tentu saja sangat berpengaruh terhadap ekonomi domestik, ditambah lagi ada potensi semakin menganganya defisit APBN akibat pembatalan kenaikan PPN menjadi 12 persen secara umum.

Ditambah lagi dengan surat utang negara yang akan jatuh tempo tahun 2025 ini. Menurut catatan Kemenkeu berada di angka Rp800,3 triliun.

Sejumlah situasi itu,  sebenarnya memungkinkan Pemerintah menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan kupon ORI dalam 2 tahun terakhir yang menurut catatan Kemenkeu berada di kisaran antara5,9 persen hingga 6,4 persen.

Proyeksi Kupon ORI027

Jadi, ketika BI memangkas suku acuannya, dari 6 persen menjadj 5,75 persen, hampir pasti kupon yang bakal ditawarkan ORI027 akan melandai mengikuti arah penurunan BI rate.

Dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi tersebut, beberapa analis dan pelaku pasar keuangan nasional yang kerap memprediksi kisaran kupon yang akan ditawarkan dalam setiap penerbitan SBN ritel, sepertinya bakal menurunkan ekspektasi return ORI027, yang tadinya berada di kisaran 6,5 hingga 6,8 persen, bahkan ada yang sampai 7 persen,menjadi di bawah itu.

Saya sendiri memproyeksikan kupon dua sub seri 027, plus minus 0,5 persen dari besraan kupon yang ditawarkan ORI026 yang diterbitkan 30 September 2024 lalu.

Saat itu ORI026T3 bertenor 3 tahun menawarkan kupon sebesar 6,30 persen per tahun, sedangkan ORI026T6 dengan tenor 6 tahun menawarkan kupon sebesar 6,40 persen.

Dengan dasar itu, diperkirakan kupon ORI027T3 yang memiliki tenor 3 tahun, kuponnya akan berada diantara 6,25-6,35 persen per tahun dan ORI027T6 dengan tenor 6 tahun kisaran kuponnya diperkirakan akan sebesar 6,35-6,45 persen per tahun.

Bahkan mungkin akan lebih rendah, pertimbangannya, secara histori, selisih atau spread antara suku bunga acuan BI dengan kupon yang ditawarkan dalam beberapa  penerbitan seri ORI sebelumnya, antara 0,15-0,25persen untuk yang bertenor lebih pendek, dan 0,25 hinggs 0,40 persen, untuk tenor yang lebih panjang.

Namun, besaran kupon sebesar itu tak akan serta menurunkan minat investor, karena besaran kupon itu pun masih dua kali lipat lebih besar dibandingkan suku bunga deposito di bank-bank besar nasional yamg memiliki tingkat risiko serupa.

Apalagi, ORI027 dan SBN ritel lainnya dirancang untuk memberikan alternatif investasi yang aman karena dalam setiap penerbitan dan pengelolaannya di jamin oleh dua undang-undang sekaligus.

Terjangkau,hanya dengan minimal investasi Rp1 juta sudah bisa berinvestasi, mudah karena transaksinya dilakukan secara daring di platform e-SBN melalui  mitra distribusi yang telah bekerja sama dengan Kemenkeu.

Dan penting untuk diingat,  seluruh dana yang diperolehnya digunakan untuk sepenuhnya membiayai pembangunan demi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Mitra Distribusi Sebagai Mitra Investasi

Nah, bagi siapapun yang berminat berinvestasi di ORI027, bisa menghubungi sejumlah mitra distribusi (Midis) yang telah bekerjasama dengan Kemenkeu.

Ada sekitar 29 Midis yang terdiri dari pelaku sektor jasa keuangan bidang perbankan, perusuhaan sekuritas, dan perusahaan keuangan berbasis teknologi.

Salah satu midis yang merupakan perusahaan keuangan berbasis teknologi, Bibit.id  bisa menjadi mitra investasi siapapun yang berminat menanamkan uangnya di ORI027 atau instrumen investasi yang lain seperti reksadana, saham, maupun SBN Umum 

Berdasarkan pengalaman, saya bertransaksi SBN ritel melalui aplikasi Bibit, pelayanannya cukup baik, tanpa biaya tambahan apapun, tanpa biaya custodian fee seperti berinvestasi di SBN lewat institusi perbankan.

Proses transaksinya pun sangat mudah, bisa dilakukan sepanjang waktu tak ada hari libur alias 7 hari dalam seminggu.

Dan yang paling penting terpercaya, hal itu tercermin dari keberhasilan Bibit meraih penghargaan sebagai Midis Fintech terbaik untuk SBN dan SBN Syariah sepanjang tahun 2022 dan 2023.

Penutup

Mengingat penurunan suku bunga acuan BI dan berbagai faktor ekonomi lainnya, diperkirakan kupon ORI027 akan berada di kisaran 6,25% hingga 6,35% untuk tenor 3 tahun dan 6,35% hingga 6,45% untuk tenor 6 tahun.

 Meskipun lebih rendah dibandingkan penerbitan sebelumnya, angka ini masih cukup menarik jika dibandingkan dengan instrumen investasi lain yang memiliki tingkat risiko serupa.

ORI027 tetap menjadi pilihan investasi yang sangat menarik bagi masyarakat karena menawarkan tingkat keamanan yang tinggi, imbal hasil yang kompetitif, dan kontribusi langsung dalam pembangunan negara. 

Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, termasuk proses transaksi yang sederhana melalui platform digital seperti Bibit, berinvestasi di ORI027 semakin mudah dan terjangkau.

https://www.djppr.kemenkeu.go.id/sbnritel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun