Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pemerintah Bidik Rp25 Triliun dari Penawaran ORI027, Antara Peluang dan Tantangan

19 Januari 2025   11:16 Diperbarui: 19 Januari 2025   13:57 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana tidak, risiko investasinya nyaris nol, karena pembayaran pokok dan kuponnya di jamin oleh Negara melalui dua undang-undang sekaligus, risiko pasar dan risiko likuiditasnya sangat mudah dimitigasi, selayaknya produk investasi yang dianggap "super duper" aman seperti deposito. 

Tetapi dalam saat bersamaan imbal hasil yang ditawarkan ORI027 lebih tinggi, ditambah dengan tarif pajak atas returnnya yang lebih rendah.

Sehingga sebagian besar analis dan ekonom menyebut SBN ritel ternasuk ORI027 sebagai investasi safe haven dan cocok dijadikan sebagai sarana mendapatkan passive income, lantaran kuponnya dibayarkan secara bulanan.

Namun, tentu saja bagi investor yang mengharapkan return yang sangat tinggi, berinvestasi di SBN ritel bukan pilihan yang tepat, mereka mungkin akan menjadikan saham atau bahkan aset kripto sebagai sarana investasinya.

Tapi dalam dunia investasi ada hukum besi "high yield, high risk" semakin tinggi keuntungannya maka semakin tinggi pula potensi risikonya.

Jadi untuk ukuran potensi risiko nyaris nol seperti SBN ritel, tingkat imbal hasil yang ditawarkan selama ini sudah sangat kompetitif.

Artinya dalam hitung-hitungan investasi, ORI027 memang sudah selayaknya untuk diburu, menjadi koleksi  buat para pemburu cuan. 

Tantangan yang Harus Dihadapi

Persoalannya, instrumen investasi tersebut belum terlalu populer dibandingkan saham atau reksadana, apalagi deposito. Hal tersebut tercermin dari jumlah investor yang menanamkan uangnya di SBN ritel hingga tahun 2024, yang menurut catatan DJPPR-Kemenkeu jumlahnya baru sebanyak 258.391 investor.

Meskipun, junlahnya melonjak signifikan dibandingkan tahun 2018 yang hanya 71.045 investor.  Tetapi angka tersebut masih jauh dari investor saham maupun reksadana, yang menurut catatan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Desember 2024 masing-masing sebanyak 6,38 juta investor dan 14,03 juta investor.

Sedangkan jumlah total investor SBN Umum ditambah SBN ritel hanya 1,19 juta investor.

Secara keseluruhan, jumlah investor di pasar modal Indonesia pada tahun 2024 mencapai 14,78 juta investor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun