Asap tebal membumbung tinggi di langit Los Angeles, menghanguskan segala yang ada dalam jangkauannya.Â
Kebakaran hutan yang tak terkendali telah mengubah kota para malaikat menjadi neraka. Ribuan rumah hangus, ribuan jiwa mengungsi, dan kerugian materi mencapai triliunan rupiah. Bencana ini menjadi pengingat akan kekuatan alam yang dahsyat dan kerapuhan manusia di hadapannya.
Kondisi Terkini
Dari pantauan saya lewat beberapa channel Youtube media-media dunia baik yang menyiarkan secara langsung kondisi terkini di LA, seperti The Sun dan Sky Foxnews11, maupun potongan berita terkini dari CNN, NBC, BBC, maupun CBS, hingga Sabtu 11 Januari 2025, terlihat api masih berkobar sangat dahsyat membakar kawasan di sekitar wilayah LA County.
Hutan yang ada di daerah Palisade Park, Santa Monica, habis dilalap si jago merah, pemadam kebakaran tanpa kenal lelah terus berusaha mengendalikan api, meskipun terlihat mereka tidak berdaya menghadapi kobaran api yang luar biasa besar, apalagi di tengah hembusan angin yang begitu besar.
Menurut berbagai sumber informasi yang saya kumpulkan, kawasan Palisade Park yang luasnya mencapai 10,7 hektar termasuk Pacific Palisade, tempat para pesohor seperti Paris Hilton, James Wood, John Goodman, tinggal, habis terbakar.
Tak sampai di situ, kebakaran tersebut merambat ke pemukiman warga di berbagai wilayah lain di LA County, seperti Altadena, Hurst, Olivia, dan terakhir meluas memasuki kawasan industri film dunia Hollywood, San Fernando Valley, hingga mendekati Ventura County.
Hollywood Hills yang ikonik pun mulai dilalap api, kawasan hutan di sekitarnya habis terbakar, tinggal arang.
Hingga saat ini, kebakaran telah melanda area seluas lebih dari 120 km persegi lebih, sekitar seperlima kota Jakarta, yang mengakibatkan 180.000 orang harus mengungsi, dengan jumlah korban jiwa yang sudah terkonfirmasi mencapai 11 orang.
Kerugian material diproyeksikan mencapai US$ 57 miliar atau Rp912 triliun, hampir sepertiga APBN Indonesia, akibat hancurnya 10.000 bangunan berupa kawasan penduduk, infrastruktur publik, seperti sekolah, bank, dan fasilitas umum lainnya.
Angka-angka tersebut diperkirakan akan terus merangkak naik, lantaran baru sekitar 8 persen wilayah kebakaran yang berhasil dikendalikan Petugas Pemadam kebakaran.
Padahal, seperti dilansir BBC.Com Pemerintah Negara Bagian California, telah mengerahkan kurang lebih 7.500 personil pemadam kebakaran,1.162 berbagai alat pemadam kebakaran canggih, 53 alat berat, hingga 23 truk pengangkut air.
Selain itu, berbagai jenis pesawat khusus untuk memadamkan kebakaran pun dikerahkan, 6 pesawat tanker khusus pengangkut air jenis Hercules dan 31 helikopter.
Kebakaran di kawasan LA mulai terjadi pada hari Selasa (07/01/2025) awal pekan ini, hingga hari iin, empat hari setelah kebakaran itu bermula belum mampu dikendalikan, apalagi dipadamkan.
Mengutip keterangan Kepala Pemadam Kebakaran LA, Kristin Crowley seperti dilansir CNN.Com, kebakaran LA kali ini merupakan bencana alam yang paling menghancurkan dalam sejarah di kota "Para Malaikat" tersebut.
Presiden Terpilih Donald Trump, menyebutkan kebakaran LA ini merupakan sebuah katastropi atau bencana yang luar biasa besar dan sangat menghancurkan.Â
Faktor Penyebab Kebakaran
Pemerintah AS dan para pihak pemangku kepentingan lain menengarai bahwa kebakaran LA ini akibat sejumlah faktor, mulai dari cuaca kering, suhu yang panas, angin yang bertiup kencang, kurangnya bumbung air, hingga kebijakan yang salah.
Dalam beberapa bulan terakhir, LA jarang sekali diguyur hujan, dengan tingkat kelembaban di bawah 5 persen, kondisi ini diperparah dengan datangnya musim angin Santa Ana yang kecepatannya antara 70 km per jam -120 km per jam.
Ketika api muncul di tengah kondisi tumbuhan sangat kering dan hembusan angin begitu kencang, kebakaran besar hanya tinggal menunggu waktu saja.
Malangnya lagi, sistem bumbung air di LA tidak disiapkan untuk menghadapi kebakaran yang masif seperti itu.
Sistem bumbung air di LA hanya disiapkan untuk kebutuhan normal rumah tangga di seluruh kawasan itu, volumenya kurang lebih sekitar 500 juta galon per hari.
Padahal untuk memadamkan api seperti yang menyulut kebakaran di LA saat ini membutuhkan air 4 kali lipatnya, atau sekitar 2 juta miliar galon per hari.
Sebagian besar hidran air di LA tak mampu lagi mengeluarkan air, karena tangki airnya hanya mampu menampung 1 juta galon air.
Ironisnya lagi, seperti lagu Ebiet G Ade "dalam kesulitan, masih banyak tangan yang tega berbuat nista" di tengah suasana duka para penjarah mulai bergerak mencuri harta benda di rumah yang ditinggal oleh penghuninya karena mengungsi.
Demi mengamankan kondisinya, Pemerintah Federal mengirimkan Garda Nasional, untuk berjaga-jaga agar kejadian penjarahan tak terus terjadi. Sampai sejauh ini aparat penegak hukum AS telah menahan 26 orang penjarah.
Dampak kebakaran di LA, ini tak akan berhenti di kerugian material, ke depan Pemerintah AS akan berhadapan dengan bencana lingkungan, karena kebakaran tersebut menimbulkan polusi udara yang berpotensi memicu munculnya penyakit ISPA, dan jantung.
Penutup
Kebakaran hutan di Los Angeles adalah sebuah tragedi yang menyadarkan kita akan pentingnya menjaga lingkungan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.Â
Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan upaya pencegahan kebakaran dan mitigasi bencana.Â
Selain itu, kebakaran ini juga menyoroti pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin kompleks.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI