Mencegah terjadinya pendaftaran kata generik sebagai merek dagang bertujuan untuk melindungi kepentingan publik, agar setiap orang bebas menggunakan kata tersebut.
Oleh karena itulah, entitas usaha mencoba "mengakali" aturan tentang merek tersebut dengan sengaja diubah sedikit untuk menjadi nama merek yang unik.
Perubahan yang sedikit itu, secara praktis membuat perbedaan signifikan terhadap nilai branding sebuah produk dan jasa.
Tujuan dari Permainan Kata Dalam Penamaan Merek
Berdasarkan hasil analisa sederhana, dari berbagai sumber informasi yang saya olah, hal tersebut dapat terjadi karena dengan menghilangkan satu huruf atau mengubah sedikit ejaan, kata tersebut menjadi tidak lagi sama persis dengan kata aslinya. Hal ini membuat kata baru tersebut lebih unik dan mudah diingat.
Nama merek yang unik akan lebih mudah diingat dan dikaitkan dengan penamaan sekaligus makna tertentu seperti diharapkan si empunya produk, sehingga memperkuat identitas merek tersebut.
Nah, perubahan kecil dalam ejaan dapat menciptakan nuansa atau makna yang berbeda. Misalnya, "Livin'" memberikan kesan yang lebih modern dan dinamis dibandingkan dengan kata "living", tapi secara filosofis berkaitan dengan kata awalnya
Aplikasi Livin by Mandiri, menurut Bank Mandiri, secara filosofis mengandung makna kawan atau sahabat dekat yang dapat diandalkan untuk hidup lebih mudah dan bahagia.
Dengan kata lain, Bank Mandiri ingin memberi penekanan bahwa dengan memakai 'Livin', kehidupan atau "Living" dalam bahasa Inggris para penggunanya menjadi lebih mudah.
Dan memang, aplikasi mobile banking semacam Livin,dan merek lainnya merupakan salah satu game changer dalam bisnis perbankan, yang sangat memudahkan para nasabahnya sehingga kehidupannya lebih mudah.
Konsep dan Teori Permainan Kata dalam Merek
Menurut Umberto Eco dalam bukunya "The Theory of Semiotika," yang membahas secara mendalam tentang tanda, simbol, dan makna dalam komunikasi. Termasuk pada kontek penamaan merek.Â
Branding, dengan kata-kata generik yang diubah sedikit menjadi nama merek yang unik lazimnya disebut sebagai 'Wordplay' atau 'Linguistic Play'