Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Jerat Doping Membelit Dunia Tenis, Iga Swiatek dan Jannik Sinner Positif Doping

2 Desember 2024   11:38 Diperbarui: 3 Desember 2024   10:38 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doping Membelit Dunia Tenis | Getty Images via BBC.com

Namun, setelah ITIA melakukan penyelidikan mendalam ternyata anabolic steroid yang ditemukan dalam kadar yang sangat rendah tersebut, masuk ke dalam tubuh Sinner secara tidak disengaja, akibat krim pijat yang digunakan anggota timnya dan bukan dianggap sebagai kesalahan 

Oleh karenanya, Sinner tak menerima sanksi apapun, ia tetap berlaga, termasuk menjadi juara di Turnamen ATP Master Miami.

Sikap Publik Tenis Dunia

Tentu saja perlakuan yang oleh sebagian pengamat tenis dunia sesuatu yang istimewa ini, menuai banyak kecaman, pro dan kontra.

Mereka membandingkan kasus doping Swiatek dan Sinner tersebut dengan kasus yang menimpa petenis putri asal Rumania Simona Halep, yang diskorsing hingga 4 tahun pada tahun 2002 akibat doping.

Padahal, Halep pun mengklaim bahwa zat terlarang tersebut masuk ke tubuhnya lantaran kontaminasi supplemen, seperti halnya Swiatek dan Sinner.

Meskipun kemudian banding Halep ke badan arbitrase olahraga (CAS) berhasil mengurangi sanksi skorsingnya menjadi 9 bulan.

Terkait kasus doping ini, Badan Anti Doping Dunia (WADA) mengajukan banding terhadap putusan ITIA bagi Sinner dan Swiatek ke CAS.

WADA berharap kedua petenis tersebut setidaknya bisa dikenakan dua tahun sanksi skorsing..

Meskipun WADA menyadari bisa saja pengakuan ditemukannya zat doping dalam tubuh kedua petenis itu, memang benar berasal dari kontaminasi, hanya karena teknologi pengujian yang semakin canggih membuat serendah apapun zat terlarang itu yang bahkan tidak berpengaruh terhadap tubuh, menjadi terdeteksi.

Penutup

Well, terlepas dari perdebatan tersebut, doping merupakan salah satu "kejahatan" paling buruk dalam dunia olahraga selain pengaturan skor atau hasil pertandingan, serupa dengan praktik plagiat dalam dunia akademis dan kepenulisan.

Oleh sebab itu, sudah sewajarnya siapapun yang melakukannya harus dikenakan sanksi. Namun, ketika tidak ada intensi untuk melakukannya, tapi ditemukan zat doping dalam tubuh sang atlet dengan kadar yang sangat minimal. Mungkin WADA atau lembaga anti doping lainnya perlu duduk bersama untuk mengatur standarnya lebih rigid lagi, jadi mereka bisa menguji klaim yang disampaikam atlet terduga melanggar anti doping secara komprehensif dan akurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun