Hasil survei yang dirilis awal November 2024 ini menampilkan angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di posisi 121,1, turun 2,9 persen dibandingkan secara tahunan (YoY) bulan Oktober 2023 lalu, yang berada di angka 124,8 dan apabila dibandingkan bulan September 2024 (MtM) turun 1,9 persKond
Kondisi serupa juga terjadi pada Indeks Kondisi Ekonomi saat ini, masih positif di angka 109,9, tapi turun 3,9 persen dari 114,4 apabila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan lebih rendah 3,5 persen dari bulan September.
Indeks Penghasilan Saat ini, memang naik 1,28 persen menjadi 117,9 persen dibandingkan Oktober 2023 yang sebesar 116,8, tetapi turun 3,6 persen jika dibandingkan secara bulaApabi
Apabila diamati lebih seksama, semua kelas konsumen tercatat mengalami penurunan penghasilan terutama dialami oleh kelompok pengeluaran menengah, antara Rp3,1 juta hingga Rp5 juta per bulan.Â
Anjloknya penghasilan ini, membuat mereka harus berhemat dan banyak mengalokasikan dananya ke hal-hal primer seperti membeli kebutuhan pokok.Â
Hal ini mendorong masyarakat mengerem hasratnya untuk berbelanja barang-barang tahan lama atau durable goods yang selama ini dijadikan sebagai indikator lemah atau kuatnya daya beli masyarakat.
Biang dari terpuruknya konsumsi masyarakat Indonesia, bila dilihat dari hasil survei dalam satu tahun terakhir adalah semakin sempitnya lapangan kerja.Â
Kondisi ini tercermin dalam Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja, yang anjlok hingga 10,9 persen dibanding posisi setahun sebelumnya dan turun 3,2 persen dibanding September 2024.Â
And you know what, yang paling merasakan seretnya mendapatkan lapangan kerja layak ini adalah mereka yang masuk ke dalam kelompok berpengeluaran menengah.Â
Alhasil kondisi ekonomi saat ini yang dirasakan memburuk, mendorong ekspektasi masyarakat terhadap ekonomi Indonesia 6 bulan mendatang menjadi negatif.Â
Responden yang disurvei meyakini, bahwa ekonomi Indonesia enam bulan mendatang akan lebih buruk dibanding saat ini.