Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

HORI 2024, Merayakan Kedaulatan dan Refleksi Pengelolaan Keuangan Negara

30 Oktober 2024   14:58 Diperbarui: 30 Oktober 2024   20:21 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oeang Republik Indonesia (ORI)/Dok. Kemenkeu via KOMPAS.com

Mungkin sebagian besar dari kita luput mengingat bahwa hari ini, 30 Oktober, menandai 78 tahun sejak Oeang Republik Indonesia (ORI), cikal bakal Rupiah kita saat ini, resmi beredar. Momen bersejarah ini kita peringati setiap tahun sebagai Hari Oeang Republik Indonesia (HORI).

Peredaran ORI pada 30 Oktober 1946 adalah tonggak penting dalam sejarah ekonomi Indonesia. Di tengah perjuangan mempertahankan kemerdekaan, lahirnya mata uang sendiri menjadi simbol kuat kedaulatan ekonomi negara. ORI bukan sekadar alat tukar, melainkan representasi identitas nasional yang baru terbentuk.

Proses kelahiran ORI tidaklah mudah. Indonesia saat itu masih dalam kondisi perang, menghadapi kesulitan ekonomi yang sangat besar, seperti keterbatasan sumber daya, inflasi tinggi, dan ancaman penjajahan. Namun, dengan semangat juang yang tinggi, pemerintah berhasil mengatasi berbagai tantangan itu.

Sejarah Oeang Republik Indonesia

Mengutip laman Kementerian Keuangan, beberapa bulan setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 1 Oktober 1945, Pemerintah Indonesia menetapkan bahwa ada empat mata uang yang berlaku, yaitu mata uang kertas de Javasche Bank,mata uang kertas dan logam yang dikeluarkan Jepang dengan denominasi Gulden, de Japansche Regering emisi tahun 1942.

Kemudian, mata uang kertas masa pendudukan Jepang yang menggunakan Bahasa Indonesia, Dai Nippon emis tahun 1943. Dan terakhir, Dai Nippon Teikoku Seibu mata uang kertas emisi 1943 yang bergambar wayang orang karakter Gatot Kaca bernilai 10 rupiah dan gambar rumah gadang dengan nominal 5 rupiah.

Namun, A.A. Maramis, Menteri Keuangan pertama Indonesia, berinisiatif mencetak Oeang Republik Indonesia sendiri.

Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya uang kertas ORI pertama lahir yang dilukis oleh Abdusalam dan Surono. 

Kemudian Menteri Keuangan yang saat itu sudah berganti, dijabat oleh Sjarifuddin Prawiranegara di bawah Kabinet Sjahrir II, mengeluarkan keputusan pada 29 Oktober 1946, yang menyatakan bahwa mulai 30 Oktober 1946 pukul 00.00, uang yang berlaku di wilayah Republik Indonesia adalah Oeang Republik Indonesia.

Peralihan ke ORI tentu saja menghadapi tantangan. Pemerintah harus meyakinkan masyarakat untuk menukarkan uang mereka. Namun, berkat upaya gigih dan dukungan rakyat, ORI berhasil menjadi satu-satunya alat pembayaran yang sah.

ORI terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman. Hingga akhirnya, Bank Indonesia didirikan pada tahun 1953 dan menerbitkan Rupiah.

Peran Penting Kementerian Keuangan

Perjalanan panjang dari Oeang Republik Indonesia (ORI) menjadi Rupiah yang kita gunakan saat ini adalah sebuah epik tentang perjuangan, inovasi, dan adaptasi. Lahir di tengah revolusi, ORI menjadi simbol kuat dari kedaulatan ekonomi Indonesia.

Kementerian Keuangan, sebagai garda terdepan dalam mengelola keuangan negara, telah memainkan peran yang sangat krusial dalam evolusi mata uang Indonesia. 

Dari masa-masa sulit mempertahankan eksistensi ORI di tengah perang, hingga saat ini di mana Rupiah berhadapan dengan dinamika ekonomi global yang kompleks, Kementerian Keuangan perlu terus beradaptasi dan berupaya menjaga stabilitas sistem keuangan.

Refleksi Hari Oeang Republik Indonesia

Peringatan Hari Oeang Republik Indonesia setiap tahunnya tidak hanya sekadar mengenang peristiwa bersejarah, tetapi juga menjadi momentum untuk merefleksikan perjalanan panjang ekonomi Indonesia. 

Kelahiran ORI mengajarkan kita betapa pentingnya kedaulatan ekonomi bagi sebuah negara. 

Semangat juang para pendahulu dalam menciptakan mata uang nasional menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk terus membangun ekonomi yang kuat dan mandiri.

Di era saat ini yang masih penuh ketidakpastian, tantangan yang dihadapi Kementerian Keuangan semakin kompleks. 

Kebijakan fiskal yang lebih tajam meski tetap prudent, ancaman pelemahan daya beli, situasi geopolitik yang kian panas, dan tuntutan akan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas dan inklusif menjadi agenda utama yang harus diatasi. 

Selain itu, agar lebih dipercaya wajib meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan keuangan negara akan semakin meningkat.

Dan mitigasi perkembangan teknologi finansial juga membawa disrupsi pada sistem keuangan yang ada.

Sejarah telah mengajarkan kita bahwa ekonomi adalah sebuah sistem yang dinamis. Tantangan akan selalu ada, namun dengan semangat juang yang tinggi dan kepemimpinan yang kuat, kita yakin bahwa Indonesia mampu mengatasi segala tantangan dan mewujudkan cita-cita sebagai negara yang maju dan sejahtera.

Peringatan Hari Oeang Republik Indonesia menjadi momentum bagi kita untuk semakin mencintai dan menghargai Rupiah. Dengan terus belajar dari sejarah dan berinovasi, kita dapat membangun masa depan ekonomi Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun