Sri Mulyani Indrawati dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto Senin (09/09/2024), seperti yang diunggah di akun Instagram resmi milik Menkeu @smindrawati, menimbulkan spekulasi bahwa mantan Chief Operating Officer (COO) Bank Dunia ini akan kembali menduduki jabatan sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Prabowo.
Pertemuan antara Menteri KeuanganPertemuan yang berlangsung hampir tiga jam ini terjadi hanya beberapa hari sebelum pelantikan Prabowo sebagai Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024.
Namun spekulasi ini kemudian ditepis oleh Wakil Menteri Keuangan II, yang juga merupakan keponakan Prabowo, Thomas Djiwandono yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa perjumpaan itu hanya membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang sedang berjalan dan APBN 2025 yang bakal disahkan oleh Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pekan depan.
“Tidak ada bahasan sama sekali mengenai posisi dan jabatan, baik itu antara Ibu Sri Mulyani dan Pak Prabowo, maupun secara keseluruhan kabinet,” ungkap Thomas, seperti dilansir CCNIndonesia.com, Rabu (11/09/2024).
Senada dengan Thomas Djiwandono, lewat akun Instagramnya, Sri Mulyani pun menyampaikan hal yang serupa. Hanya dua topik yang mereka bahas: pertama, mengenai pelaksanaan APBN 2024 yang sedang berjalan dan akan ditutup pada Desember 2024, saat Prabowo sudah memerintah.
Oleh sebab itu, penting bagi Presiden terpilih untuk mengetahui detail perkembangan pelaksanaan APBN 2024.
Kedua, membahas APBN 2025 dan berbagai program serta usulan anggaran yang pelaksanaannya akan dilakukan Prabowo.
Spekulasi terkait posisi Menteri Keuangan di Kabinet Prabowo mendatang terus menghangat. Apalagi, isunya mantan Danjen Kopassus di era Suharto ini menginginkan kabinet kerja atau Zaken Kabinet yang bisa langsung tancap gas menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik yang tak mudah, selepas ia bersama Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka dilantik bulan depan.
Zaken Kabinet adalah konsep kabinet yang terdiri dari para ahli dan profesional di bidangnya, bukan berdasarkan afiliasi politik, meskipun dalam prespektif saya Zeken Kabinet tak akan pernah kejadian di Kabinet Prabowo-Gibran mendatang,