Saking sensitifnya utang negara dipersepsikan politis, dipicu sedikit saja, urusan ini dapat menyulut emosi publik terutama jika dikaitkan dengan isu-isu sensitif lainnya seperti kedaulatan negara, kesejahteraan masyarakat, atau beban generasi mendatang.
Alasan Negara Berutang
Sebenarnya kenapa sih sebuah negara itu harus berutang?
Sederhananya, karena pendapatan negara lebih sedikit dibandingkan belanja negara, yang dalam istilah ekonomi disebut defisit.
Ya kalau begitu, kenapa tak diseimbangkan saja antara pendapatan dan belanjanya?
Tentu saja, menyeimbangkan pendapatan dan belanja negara merupakan situasi yang ideal, akan tetapi ada berbagai faktor yang membuatnya sulit dicapai dalam praktiknya. Teori-teori ekonomi pun memberikan justifikasi mengapa utang negara bisa menjadi pilihan yang rasional
Teori Keynesian, dalam situasi resesi atau krisis, pemerintah perlu meningkatkan pengeluaran untuk mendorong permintaan agregat dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi.Â
Utang dapat menjadi sumber pembiayaan untuk kebijakan fiskal ekspansif ini. Seperti yang diungkapkan oleh John Maynard Keynes, "Dalam jangka panjang, kita semua mati. Oleh karena itu, lebih baik melakukan sesuatu sekarang untuk memperbaiki ekonomi daripada menunggu keajaiban terjadi."
Teori Pertumbuhan Neoklasik, investasi dalam infrastruktur dan modal manusia dapat meningkatkan produktivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.Â
Utang dapat digunakan untuk membiayai investasi-investasi ini, terutama jika pendapatan negara saat ini terbatas. Ekonom Robert Solow menekankan pentingnya akumulasi modal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Teori Siklus Ekonomi Politik, Pemerintah mungkin terdorong untuk meningkatkan pengeluaran menjelang pemilihan umum untuk mendapatkan dukungan politik, meskipun hal ini dapat menyebabkan defisit anggaran. Utang dapat digunakan untuk membiayai defisit ini.
Dalam konteks Indonesia sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, kebutuhan akan pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan sangat besar.Â