Dengan perubahan skema subsidi tarif berbasis NIK , berarti nantinya tarif KRL tak akan seragam untuk semua masyarakat seperti saat ini, meskipun layanan dan jarak tempuhnya serupa.
Jadi, kalau kebijakan ini direalisasikan, tarif saya, anda, dan penumpang lainnya akan berbeda meski mendapat kualitas layanan dan jarak tempuh yang sama.
Memang kebijakan ini masih dalam tahap dimatangkan oleh Pemerintah, seperti diungkapkan oleh Dirjen KA Kemenhub, Risal Waas.
"Untuk memastikan agar skema tarif ini betul-betul tepat sasaran, saat ini kami masih terus melakukan pembahasan dengan pihak-pihak terkait. Nantinya skema ini akan diberlakukan secara bertahap, dan akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sebelum ditetapkan," ungkapnya, seperti dilansir Beritasatu.com. Kamis (29/08/2024) kemarin.
Namun, ketika sebuah rencana kebijakan sudah masuk dalam dokumen negara, itu bukan sekedar wacana, potensi direalisasikan cukup besar.
Oleh sebab itu, sebagai pengguna KRL rasanya saya perlu untuk bersuara. Mungkin tujuan dari kebijakan tersebut, baik, agar subsidi yang dikeluarkan tepat sasaran sehingga anggaran negara bisa dipergunakan secara efesien dan tepat sasaran.
Namun, calon kebijakan ini sepertinya berpeluang menjadi disinsentif bagi berbagai arah program Pemerintah yang lain seperti misalnya mendorong masyarakat untuk lebih banyak menggunakan angkutan umum dan hal yang berkaitan dengan mengurangi polusi serta perubahan iklim.
Kompleksitas Implementasi Tarif KRL Berbasis NIK
Oke lah urusan itu ada di level Pemerintah, sinkronisasi menjadi urusan elit birokrat. Tapi bagaimana penerapan kebijakan tarif berbasis NIK ini di tingkat pelaksanaannya yang melibatkan masyarakat luas.
Kita tahu data kependudukan di Negeri ini belum sepenuhnya valid dan sesuai dengan faktanya. Ambil contohnya saja data kependudukan untuk bantuan sosial yang ada di Kementerian Sosial (Kemensos), Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang masih carut marut.
Lantas, bagaimana cara mengukur seseorang layak mendapatkan tarif KRL yang lebih murah dibandingkan yang lain?
Sedalam apa analisa NIK bisa dilakukan agar mendapatkan angka tarif yang layak dan presisi bagi seorang pengguna KR?