Petugas KCI, yang ada di dalam gerbong juga tak bisa memaksa, mereka kewenangannya hanya sebatas menghimbau.
Ajaibnya, di gerbong umum (bercampur antara pengguna pria dan wanita) lebih banyak orang yang berempati, sering diantara mereka terutama laki-laki, yang serta merta berdiri memberikan tempat duduknya kepada yang lebih membutuhkan, tanpa diminta sekalipun.
Agak berbeda dengan situasi di gerbong khusus perempuan, seperti kejadian tiga hari lalu.
Dalam cuitannya, pemilik akun X @dwi_neeta menginformasikan bahwa ada seorang ibu membawa balita, tak diberi tempat duduk sambil me-mention akun resmi PT.KCI dan komunitas pengguna KRL yang cukup besar.
"Di gerbong wanita kereta 4060 ada ibu Gendong anak blm dpt duduk minta petugas dong"
Sebenarnya, tak bisa taken for granted juga sih, tak semua dan selamanya situasi seperti ini terjadi di gerbong khusus perempuan, meskipun menurut sebagian pihak situasi di gerbong perempuan itu lebih "menyeramkan" dibandingkan gerbong umum.
Dulu mungkin kita masih ingat, kasus mahasiswi yang viral lantaran "menisbikan" kondisi ibu hamil yang meminta tempat duduknya di gerbong perempuan, sebelumnya ada juga kasus-kasus serupa lainnya, bahkan sempat sampai terjadi pertengkaran fisik hingga saling jambak.
"Kenapa di gerbong perempuan lebih 'sadis' daripada gerbong campuran? Karena faktanya ada persaingan yang demikian hebohnya. Semua perempuan ngumpul dan ada persamaan persepsi power sebagai individu yang harus bersaing dengan individu yang lain," kata Tiara Puspita M.Psi, Seorang Psikolog menanggapi drama di gerbong khusus wanita, seperti dilansir Detik.com.
Keberadaan Gerbong Khusus Perempuan di setiap rangkaian KRL, sejatinya merupakan langkah afirmasi dari PT.KCI untuk mencegah terjadinya kasus pelecehan seksual di KRL.
Gerbong khusus perempuan yang terletak di kedua ujung rangkaian KRL ini pertama diterapkan KCI pada Oktober 2012 lalu.Â
Selama 12 tahun keberadaannya, apakah ada bukti valid yang menyatakan bahwa eksistensi gerbong khusus perempuan itu bisa mengurangi secara signifikan kasus pelecehan seksual yang terjadi di KRL?