Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Satu Pelajar Satu Rekening, Langkah Strategis "GENCARKAN" Menuju Indonesia Emas 2045

24 Agustus 2024   15:01 Diperbarui: 25 Agustus 2024   14:04 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peluncuran Pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024).

Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) resmi dicanangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kamis 22 Agustus 2024.

Pencanangan GENCARKAN dengan Tema "Masyarakat Cerdas Keuangan Menuju Indonesia Emas 2045" yang saya hadiri, merupakan langkah penting yang disiapkan sebagai upaya bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mengorkestrasi gerakan secara nasional guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Salah satu titik tolak dari Program Gencarkan ini adalah hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang diselenggarakan OJK bersama Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari hingga Maret 2024 dan hasilnya diumumkan pada awal Agustus 2024 lalu.

Hasil survei tersebut menunjukkan tingkat inklusi keuangan di Indonesia sebesar 75,02 persen. Sementara indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia ada di level 65,3 persen.

"Hasil SNLIK 2024 menunjukkan bahwa masih terdapat ruang untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Kami meyakini bahwa penguatan keduanya adalah kunci untuk meningkatkan likuiditas dan pendalaman pasar, yang akan berdampak pada pengembangan sektor jasa keuangan, termasuk peningkatan penyaluran pembiayaan. Jika ini kita dorong terus maka memberikan daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi nasional," demikian disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, seperti dilansir OJK

Selain itu, OJK mencermati maraknya judi online, aktivitas keuangan ilegal, dan berbagai upaya penipuan(fraud) keuangan lainnya di tengah masyarakat.

OJK juga mengidentifikasi bahwa masih banyak masyarakat yang dikategorikan sebagai masyarakat rentan keuangan yang  butuh perhatian khusus, seperti kaum perempuan, pelajar dan mahasiswa, pelaku usaha UMKM, masyarakat yang tinggal dan berkegiatan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) Indonesia serta kelompok disabilitas dan para pekerja migran.

Satu Pelajar Satu Rekening

Nah, yang akan dibahas dalam artikel ini adalah literasi dan inklusi keuangan bagi kalangan mahasiswa dan pelajar. Literasi dan inklusi keuangan harus ditanamkan sejak dini agar berhasil secara paripurna.

Salah satu langkah nyata dari GENCARKAN ini adalah melalui program Satu Pelajar Satu Rekening (Kejar) dengan target 90 persen pelajar di Indonesia pada tahun 2025 sudah memiliki rekening keuangan.

Sampai saat ini, sudah ada 58 juta pelajar yang telah memiliki rekening atau 86 persen dari total jumlah seluruh pelajar di Indonesia.

Sejatinya program Kejar ini bukan barang baru, hal tersebut sudah dirilis dengan istilah Simpanan Pelajar (Simpel) sejak Juni 2015 lalu.

Dan hampir seluruh bank yang ada di Negeri ini sudah mengeluarkan produk tabungan khusus untuk pelajar ini, mulai dari jenjang PAUD, TK, SD, SMP, hingga Sekolah Menengah Atas.

Tentu saja dengan syarat pembukaan rekening yang berbeda dengan rekening umum. Produk keuangan ini di setiap bank disebut Tabungan SimPel, yang terdiri dari dua jenis SimPel konvensional dan Tabungan SimPel Syariah.

Saat membuka rekening SimPel, pelajar tak perlu melampirkan KTP, cukup dengan akta kelahiran saja serta didampingi orang tua atau dilengkapi dengan fotocopy KTP salah satu orang tua, dan mengisi formulir pembukaan rekening.

Setoran awalnya sangat rendah, cukup dengan Rp5.000 untuk SimPel konvensional dan Rp1.000 untuk SimPel syariah. Pelajar sudah dapat memiliki rekening tanpa perlu membayar biaya administrasi. Setoran selanjutnya pun memiliki jumlah minimum yang sama dengan setoran awal.

Setelah membuka rekening SimPel setiap pelajar akan mendapatkan buku tabungan dan ATM seperti kepemilikan rekening bank pada umumnya.

Meskipun tentu saja ada batasan-batasan khusus yang berbeda di setiap bank saat transaksi menggunakan SimPel ini, di Bank Mandiri misalnya, pemilik tabungan SimPel hanya bisa menerima atau melakukan transfer maksimal Rp5 juta per hari.

Terlepas dari urusan teknisnya, KEJAR yang diimplementasikan melalui Tabungan SimPel memiliki makna strategis dalam upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan sejak dini.

Perlu diingat, literasi keuangan bukan hanya tentang memahami cara mengelola uang atau mengenal produk keuangan, tetapi juga tentang membentuk pola pikir dan kebiasaan finansial yang sehat sejak dini

Menurut studi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang melakukan survei Program for International Student Assessment (PISA) yang mengukur literasi keuangan siswa usia 15 tahun di berbagai negara. 

Hasilnya menunjukkan adanya korelasi positif antara literasi keuangan dan kemampuan siswa dalam mengelola keuangan pribadi, membuat keputusan keuangan yang bijak, dan merencanakan masa depan finansial mereka.

Studi lain dilakukan oleh Jump Start Coalition for Personal Financial Literacy, yang memiliki fokus pada penelitian literasi keuangan anak muda di Amerika Serikat, menunjukan bahwa siswa yang menerima pendidikan keuangan sejak dini memiliki tingkat awareness yang cukup kuat untuk menabung, serta lebih mampu mengelola utang, dan lebih siap menghadapi tantangan keuangan di masa dewasa.

Selain dua lembaga ekonomi di atas, University of Cambridge Inggris melakukan penelitian serupa, tapi dengan titik tumpu berbeda, hasilnya menemukan bahwa pendidikan keuangan di sekolah dasar dapat meningkatkan pengetahuan keuangan siswa dan memengaruhi perilaku menabung mereka.

Dari studi-studi tersebut dapat disimpulkan bahwa mereka yang sejak usia dini sudah terpapar literasi keuangan yang baik cenderung lebih mampu, membuat keputusan keuangan yang bijak, menghindari jebakan utang di masa depannya, mencapai tujuan keuangannya dan akhirnya membawa kebaikan bagi dirinya sendiri, keluarga dan ujungnya dapat berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

Alhasil, tujuan dari Program GENCARKAN ini bakal lebih memiliki makna  dan bisa terimplementasikan secara holistik, tak sekedar terliterasi dipermukaannya saja  karena pola pikirnya dalam mengelola keuangan sudah sehat.

Tapi perlu juga untuk dipahami, bahwa dampak dari literasi keuangan sejak dini tak akan serta merta. Perubahan perilaku serta kebiasaan keuangan yang positif bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang.

Program GENCARKAN dan KEJAR merupakan sinergi yang kuat dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas keuangan. Melalui edukasi dan akses ke layanan keuangan sejak dini, generasi muda dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan ekonomi. 

Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang keuangan, mereka dapat membuat keputusan yang tepat, menghindari risiko, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Mari kita dukung penuh gerakan ini demi masa depan Indonesia yang lebih sejahtera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun