Dan hampir seluruh bank yang ada di Negeri ini sudah mengeluarkan produk tabungan khusus untuk pelajar ini, mulai dari jenjang PAUD, TK, SD, SMP, hingga Sekolah Menengah Atas.
Tentu saja dengan syarat pembukaan rekening yang berbeda dengan rekening umum. Produk keuangan ini di setiap bank disebut Tabungan SimPel, yang terdiri dari dua jenis SimPel konvensional dan Tabungan SimPel Syariah.
Saat membuka rekening SimPel, pelajar tak perlu melampirkan KTP, cukup dengan akta kelahiran saja serta didampingi orang tua atau dilengkapi dengan fotocopy KTP salah satu orang tua, dan mengisi formulir pembukaan rekening.
Setoran awalnya sangat rendah, cukup dengan Rp5.000 untuk SimPel konvensional dan Rp1.000 untuk SimPel syariah. Pelajar sudah dapat memiliki rekening tanpa perlu membayar biaya administrasi. Setoran selanjutnya pun memiliki jumlah minimum yang sama dengan setoran awal.
Setelah membuka rekening SimPel setiap pelajar akan mendapatkan buku tabungan dan ATM seperti kepemilikan rekening bank pada umumnya.
Meskipun tentu saja ada batasan-batasan khusus yang berbeda di setiap bank saat transaksi menggunakan SimPel ini, di Bank Mandiri misalnya, pemilik tabungan SimPel hanya bisa menerima atau melakukan transfer maksimal Rp5 juta per hari.
Terlepas dari urusan teknisnya, KEJAR yang diimplementasikan melalui Tabungan SimPel memiliki makna strategis dalam upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan sejak dini.
Perlu diingat, literasi keuangan bukan hanya tentang memahami cara mengelola uang atau mengenal produk keuangan, tetapi juga tentang membentuk pola pikir dan kebiasaan finansial yang sehat sejak dini
Menurut studi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang melakukan survei Program for International Student Assessment (PISA) yang mengukur literasi keuangan siswa usia 15 tahun di berbagai negara.Â
Hasilnya menunjukkan adanya korelasi positif antara literasi keuangan dan kemampuan siswa dalam mengelola keuangan pribadi, membuat keputusan keuangan yang bijak, dan merencanakan masa depan finansial mereka.
Studi lain dilakukan oleh Jump Start Coalition for Personal Financial Literacy, yang memiliki fokus pada penelitian literasi keuangan anak muda di Amerika Serikat, menunjukan bahwa siswa yang menerima pendidikan keuangan sejak dini memiliki tingkat awareness yang cukup kuat untuk menabung, serta lebih mampu mengelola utang, dan lebih siap menghadapi tantangan keuangan di masa dewasa.