Mirna segera dilarikan ke Rumah Sakit Abdi Waluyo yang jaraknya tak terlalu jauh dari tempat kejadian, namun nyawanya tidak tertolong.
Kematian mendadak Mirna menimbulkan kecurigaan. Hasil "autopsi" mengungkapkan adanya sianida, racun yang sangat mematikan, di dalam tubuhnya.
Setelah melakukan penyelidikan secara intensif kecurigaan polisi mengarah pada Jessica.
Ia akhirnya ditangkap setelah polisi resmi menetapkan Jessica sebagai tersangka.
Jalannya persidangan kasus pembunuhan yang dikenal dengan "kasus kopi sianida" ini berlangsung penuh drama.
Para ahli yang dihadirkan, beradu argumen dengan sengit. Ahli toksikologi berdebat tentang kadar sianida dalam tubuh Mirna, sementara psikolog forensik menganalisis perilaku Jessica yang dianggap janggal.
Publik pun terombang-ambing di antara pendapat yang saling bertentangan, mencari kebenaran di tengah kabut keraguan.
Publik pun menjadi terbelah, ada yang meyakini Jessica bersalah, tapi tak sedikit juga yang memiliki keyakinan sebaliknyaÂ
Kondisi ini diakui atau tidak merupakan respon terhadap Sorotan media yang begitu intens membuat setiap detail persidangan menjadi konsumsi publik.Â
Masyarakat terpaku di depan layar televisi, mengikuti setiap perkembangan kasus ini dengan penuh antusiasme.
Persidangan kasus kopi sianida ini, menjadi peristiwa hukum pertama yang setiap sidangnya disiarkan secara langsung oleh televisi.