emas, alhasil pesimisme untuk mempertahankan tradisi emas olimpiade mulai memenuhi ruang pikiran hampir seluruh masyarakat Indonesia.
Ketika rangkaian pertandingan bulutangkis di Olimpiade Paris 2024 berakhir, hanya Gregoria Mariska Tunjung dari nomor tunggal putri yang mampu mempersembahkan medali perunggu,tak ada satu pun wakil Indonesia yang berhasil mempersembahkan medaliHal itu bisa dipahami, karena sejak Olimpiade Barcelona 1992, saat bulutangkis dipertandingkan pertama kalinya, cabang olahraga ini lah satu-satunya yang hampir selalu mampu mengibarkan Sang Saka Merah Putih di perhelatan paling akbar olahraga multi event empat tahunan tersebut.
Apalagi kemudian kita mendapati kenyataan di cabang olahraga (cabor) andalan Indonesia lainnya yang diperhitungkan berpotensi mempersembahkan medali seperti Panahan yang pertandingannya selesai hampir bersamaan dengan bulutangkis, mengalami nasib serupa, prestasi terbaik Indonesia ada di nomor Individual Putri yakni melaju hingga babak perempatfinal atas nama Diananda Choirunisa, sebelum dikalahkan wakil tuan rumah Lisa Brabelin.
Di awal, cabor Panjat Tebing dan Angkat Besi dipertandingkan, hasil kurang menggembirakan masih belum mau pergi dari Kontingen Indonesia.
Panjat Tebing yang diwakili oleh empat atlet, untuk nomor speed climber putri,  Rajiah Salsabillah dan Desak Made Rita Kusumah Dewi serta Rahmat Adi Mulyono dan Veddriq Leonardo untuk sektor speed climber putra.
Hasilnya, Rahmat Adi Mulyono tak lolos ke fase knock out, Desak Made bertahan hingga babak perempatfinal, dan Rajiah walau sempat memberi harapan untuk mempersembahkan medali lantaran lolos hingga babak semifinal tapi kalah cepat dari wakil China Deng Lijuan, yang kemudian lolos ke final.
Di babak small final atau perebutan medali perunggu, Rajiah tak kuasa mengungguli kecepatan pemanjat asal Polandia, Aleksandra Polucka sehingga harapan menambah medali bagi Indonesia pun sirna.
Begitu pun di cabor Angkat Besi, andalan Indonesia lainnya, Eko Yuli Irawan lifter kawakan yang selalu mempersembahkan medali dalam empat olimpiade yang diikuti sebelumnya, harus kandas setelah gagal melakukan angkatan clean and jerk di kelas 61 kg secara sempurna dalam tiga kali kesempatan.
Sampai dengan hasil ini, awan kelabu sepertinya masih menyelimuti Indonesia, baru 1 medali perunggu yang berhasil didapat, sementara Olimpiade Paris 2024 sudah mendekati akhir, di sisi lain andalan Indonesia pun sudah berguguran, hanya menyisakan 3 atlet saja yang berpotensi menambah medali, yakni Veddriq Lenardo di Panjat Tebing di nomor speed climb putra, Rizki Juniansyah di cabor Angkat Besi Putra Kelas 73 kg dan Nurul Akmal di Angkat Besi Putri kelas 81 kg, pesimisme dirasakan masyarakat semakin mendekati kenyataan.
Apalagi jika kita memperhatikan ke sekeliling kita, negara-negara jiran di kawasan Asia Tenggara memanen lebih banyak medali, bahkan Filipina dengan cepat berhasil mendulang 2 medali emas dari cabor senam putra, dan 2 perunggu dari Tinju putri.Â
Thailand berhasil meraih 1 emas dari Taekwondo, 1 perak dari tunggal putra bulutangkis, dan 2 perunggu dari tinju dan angkat besi wanita.