Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya antisipasi Bank Sentral Nigeria pada kesiapan infrastruktur penunjangnya serta kurangnya edukasi dan sosialisasi sehingga pemahaman dan kesadaran masyarakat Nigeria tentang keberadaan mata uang digital sangat rendah.
Agar hal ini tak terjadi di Indonesia, antisipasi harus dilakukan secara serius, terukur, dan kolaboratif. BI perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti pelaku usaha jasa keuangan, pemerintah, penyedia layanan pembayaran digital dan layanan internet, juga komunitas, untuk meningkatkan ketersedian infrastruktur pendukungnya dan literasi keuangan serta literasi digital yang pada akhirnya akan mendorong tingkat adopsi Rupiah Digital oleh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H