Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menuju Rupiah Digital, Tantangan dan Peluangnya

6 Agustus 2024   06:54 Diperbarui: 7 Agustus 2024   10:24 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- rupiah digital. (Kompas.id/Supriyanto)

Setiap transaksi Rupiah Digital yang dilakukan oleh masyarakat nantinya akan dicatat dan diverifikasi menggunakan teknologi blockchain untuk memastikan keamanan dan transparansinya.

Mengenai keamanannya, akan dilakukan secara berlapis, teknologi enkripsi akan digunakan untuk melindungi dompet digital dan transaksi yang dilakukan serta otentifikasi berupa PIN atau biometrik, sidik jari atau pengenalan wajah diperlukan untuk setiap transaksi agar terhindar dari akses yang ilegal.

Selain itu, teknologi blockchain akan kembali digunakan untuk memastikan integritas data transaksi dan mencegah fraud.

Tantangan dan Kesiapan Masyarakat

Proses kerja Rupiah Digital seperti ini mungkin terlihat mudah bagi kalangan yang sudah terbiasa menggunakan sistem pembayaran digital, mereka yang berusia muda yang terlahir sebagai digital savy dan hidup di perkotaan tak akan kesulitan menggunakan Rupiah Digital

Tapi bagaimana dengan mereka yang hidup di pedesaan dan sudah berusia lanjut? Inilah salah satu tantangan yang harus dihadapi dalam penerbitan Rupiah Digital.

Belum lagi jika bicara akses terhadap internet dan perangkat mobile seperti smartphone yang menjadi prasyarat penting dalam penggunaan Rupiah Digital. Meskipun penetrasi internet di Indonesia terus meningkat, masih ada kesenjangan di beberapa daerah, terutama di wilayah terpencil.

Hal penting lain yang bakal menjadi tantangan dalam penerbitan Rupiah Digital adalah kepercayaan masyarakat atau trust issue dan kebiasaan masyarakat yang sudah sangat terbiasa menggunakan uang tunai dalam transaksi sehari-hari. Mengubah kebiasaan ini membutuhkan waktu dan upaya yang konsisten.

Oleh sebab itu BI dan para stakeholder terkait harus bekerja luar biasa keras untuk membangun kepercayaan publik dan mengubah kebiasaan masyarakat, melalui sosialisasi yang jelas dan transparan mengenai manfaat, keamanan, dan cara penggunaan Rupiah Digital.

Agar kesiapan masyarakat dalam menggunakan Rupiah Digital dan kemungkinan timbulnya berbagai masalah bisa diukur untuk kemudian diantisipasi, BI dan para stakeholder terkait perlu melakukan pilot project di wilayah terbatas untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kesiapan masyarakat dan tantangan yang mungkin akan muncul.

Jangan sampai tingkat adopsi Rupiah Digital rendah seperti yang terjadi pada e-Naira, CDBC-nya salah satu negara di Benua Afrika, Nigeria.

Sampai dengan setahun setelah diluncurkan tahun 2021, tingkat adopsi masyarakat Nigeria terhadap e-Naira, menurut catatan Bloomberg, hanya sekitar 0,5 persen dari jumlah penduduknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun